Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Insiden Ambulans Bikin Macet, Sopir Sebaiknya Paramedis

Kompas.com - 25/09/2024, 07:22 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini, terjadi insiden ambulans menyebabkan kemacetan. Kejadian tersebut terekam dalam video dan viral di media sosial.

Video viral itu diunggah oleh akun Instagram @dashcamindonesia, Selasa (24/9/2024). Terlihat pada video si perekam meminta mobil ambulans untuk menepi karena membuat kemacetan. Sementara di dalamnya, sedang ada tindakan darurat untuk menangani pasien.

Baca juga: Risiko Serius Motor Tidak Beri Jalan pada Ambulans dan Damkar

"Ini pasien enggak sadar. Saya tangani dulu sebentar. Saya infus dulu, baru saya jalan," ujar tenaga kesehatan, kepada si perekam video.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Dashcam Indonesia (@dashcamindonesia)

Handry Raynaldi, paramedis di Medika Plaza Divisi Medical Evacuation, mengatakan, harusnya perjalanan dengan sirene dan strobo menyala dan klakson, seharusnya kendaraan lain membuka jalur untuk akses.

"Secara sisi hak istimewa, sudah jelas ambulans harus dibukakan jalan. Tapi, kalau misalnya di dalam ambulans yang sedang ada pertolongan, semisal CPR, saran terbaik adalah menggunakan bahu jalan, baik di sisi kiri maupun di kanan," ujar Handry, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.

Baca juga: Video Mobil Dinas DPR Pakai Strobo Belakang dan Halangi Ambulans

"Jangan berhenti di tengah-tengah, karena pasti akan menyebabkan kemacetan lalu lintas. Masyarakat tahu kalau ambulans berhenti di bahu jalan, mereka tidak akan mengganggu dan mereka akan membukakan jalan," kata Handry.

Ilustrasi mobil ambulans.Dok. Pemkot Surabaya Ilustrasi mobil ambulans.

Menurut Handry, salah jika ambulans tersebut sampai berhenti di tengah jalan. Maka itu, Handry mengatakan, lebih baik sopir untuk ambulans adalah paramedis alias tenaga kesehatan yang juga paham mengenai medis.

"Jadi, sebaiknya punya pengetahuan soal medis juga, tidak hanya bisa menyetir. Dia tahu tingkat kegawatan pasiennya sejauh apa. Lalu, yang terutama, kalau kita paramedis, kita tahu kapasitas pasien ini. Kita tahu situasi pasien ini seperti apa. Kalau sopir umum kan dia tidak tahu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau