Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Busi Kering Kemerahan dan Basah, Jadi Ciri Kerusakan di Mesin

Kompas.com - 24/09/2024, 18:21 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Busi adalah komponen penting pada mesin pembakaran dalam atau ICE. Fungsinya adalah membuat percikan api yang nantinya membakar campuran bahan bakar dan udara di ruang mesin.

Punya peran yang penting, kondisi busi harus optimal. Sebenarnya busi bisa jadi petunjuk ada yang salah pada mesin kendaraan, contoh seperti busi yang kering kemerahan dan basah.

Diko Oktaviano, Technical Support PT Niterra Mobility Indonesia, produsen busi NGK mengatakan, kalau misal kering kemerahan, kemungkinan ada gejala mesin overheat.

Baca juga: Kenapa Ganti Busi Mobil Baiknya Dilakukan Sekaligus?

Ilustrasi busi mobilDok. Toyota Astra.co.id Ilustrasi busi mobil

"Warna insulator (keramik) sudah agak kemerahan, enggak putih lagi," kata Diko kepada Kompas.com, Selasa (24/9/2024).

Karena masih gejala overheat, Diko bilang buat cek filter udara agar pembakaran jadi bagus kembali. Sedangkan yang basah, menurut Diko ada banyak faktornya, bisa karena oli atau bensin.

"Kalau oli, bisa di sela-sela katup ada yang bocor. Jadi oli menetes masuk ke ruang bakar. Bikin residu menempel kerak di kepala busi," kata Diko.

Baca juga: Jangan Asal Pilih Oli Mesin untuk Mobil Hybrid


Sedangkan kalau basah karena bensin, kemungkinan karena campuran udara dan bahan bakar yang tidak imbang. Kalau dibiarkan saja, maka kerak makin banyak dan akhirnya kotoran menempel di kepala busi.

"Selama basah bensin, berarti ada masalah di campuran udara sama bahan bakarnya. Cek injektornya, bisa jadi sebab utama dari campuran yang enggak imbang," kata Diko.

Jadi buat mengecek kondisi mesin, bisa dengan melihat businya saja. Pembakaran yang sempurna biasanya kondisi busi tidak berbeda jauh dari yang baru, cuma ada gejala keausan saja di bagian elektroda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau