Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Busi yang Sudah Tak Layak Pakai pada Efisiensi BBM

Kompas.com - 18/09/2024, 18:31 WIB
Muh. Ilham Nurul Karim,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi busi yang sudah rusak atau aus tidak hanya mempengaruhi performa mesin motor, tetapi juga berdampak langsung pada efisiensi bahan bakar.

Sayangnya, banyak pengendara yang sering mengabaikan kondisi busi hingga motor mengalami masalah serius.

Salah satu dampak signifikan dari busi yang rusak adalah konsumsi bahan bakar yang cenderung meningkat.

Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Harus Terapkan ERP Secara Bertahap

Penggunaan bahan bakar yang boros bisa menjadi pertanda awal bahwa busi sudah aus atau mengalami kerusakan.

Menurut Wahyu Budhi, Training Analyst PT Wahana Makmur Sejati, busi yang tidak lagi optimal dapat mempengaruhi proses pembakaran di ruang mesin.

"Busi yang rusak atau elektroda yang menipis membuat pembakaran tidak sempurna, sehingga mesin membutuhkan lebih banyak bahan bakar untuk menghasilkan tenaga yang sama," jelas Wahyu kepada Kompas.com, Rabu (18/9/2024).

Kondisi ini tidak hanya merugikan dari segi ekonomi, tetapi juga bisa memperpendek umur komponen mesin lainnya.

Selain itu, Wahyu menambahkan bahwa busi yang aus biasanya ditandai dengan munculnya kerak pada ujung elektroda.

"Kerak ini merupakan hasil dari pembakaran yang tidak sempurna dan sering kali disebabkan oleh busi yang sudah kehilangan fungsinya. Jika dibiarkan, kerak tersebut dapat menghambat kinerja busi, sehingga konsumsi bahan bakar semakin meningkat," ungkapnya.

Kondisi fisik busi motor matik sudah waktunya gantiKompas.com Kondisi fisik busi motor matik sudah waktunya ganti

Gejala lain yang sering terjadi akibat busi rusak adalah penurunan akselerasi dan mesin yang tidak stabil saat digunakan.

"Pengendara sering merasakan motor brebet atau tarikan gas yang tidak responsif. Ini semua adalah efek dari busi yang sudah tidak mampu memicu pembakaran dengan baik," tambah Wahyu.

Untuk menghindari pemborosan bahan bakar dan menjaga performa motor tetap prima, Wahyu merekomendasikan penggantian busi secara berkala setiap 8.000 kilometer atau sesuai rekomendasi pabrikan.

Baca juga: Promo Tiket Bus DAMRI Beli 3 Gratis 1, Simak Waktunya

"Banyak pengendara yang menunggu sampai motor benar-benar bermasalah, padahal tanda-tanda seperti mesin brebet atau konsumsi BBM yang meningkat sudah cukup menjadi alarm bahwa busi perlu diganti," tutup Wahyu.

Dengan perawatan yang tepat, termasuk mengganti busi sesuai jadwal, pengendara dapat menghemat bahan bakar dan memastikan motor tetap dalam kondisi optimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau