JAKARTA,KOMPAS.com - Truk impor asal China kini kian meramaikan Indonesia, bahkan sejak tahun lalu produk truk bekas dari negeri tirai bambu itu mewarnai area pertambangan.
Dengan harga yang lebih miring, kehadiran truk impor bekas dari China ini mempengaruhi penjualan dari Agen Pemegang Merek (APM) yang sudah ada lebih dulu di Tanah Air.
Bambang Prijono, Direktur Utama PT Indotruck Utama & PT Eka Dharma Jaya Sakti, mengatakan, sangat tidak setuju dengan keberadaan truk bekas impor dari China.
"Kita tidak setuju dengan impor truk China bekas. Sebab itu awal mulanya dari beberapa usulan para perusahaan tambang pada saat tidak lama setelah Covid-19, serta perang Ukraina vs Rusia," katanya kepada Kompas.com pada ajang IEE Series 2024, Kamis (11/9/2024).
Baca juga: Tesla Akan Hadirkan Pengisian Daya Mobil Listrik Nirkabel
Bambang menjelaskan, pada saat tidak lama setelah Covid-19 dan ketika perang Ukraina vs Rusia terjadi, ada banyak gangguan rantai pasokan. Hal tersebut membuat suplai alat berat, termasuk truk pada kondisi tersebut sempat susah. Maka dari itu popularitas truk China bekas saat itu hanya sebagai alternatif.
"Namun, karena kini kondisi dunia mulai pulih dan suplai sudah pulih, sehingga Pemerintah tidak perlu melakukan itu (impor truk China bekas)," katanya.
Baca juga: Program Bahan Bakar E5 di Indonesia Berlaku 2028
Terkait apakah impor truk China bekas ini ada dampak langsung kepada penjualan Volvo, Bambang mengatakan jika tidak berpengaruh.
"Jadi saya tidak merasakan dampaknya. Karena merurut saya saat itu sedang kekurangan alat, tapi ketika sekarang sudah tidak kekurangan alat, pelanggan yang memprioritaskan operasional untuk lebih lancar pasti akan lebih memilih beli truk baru," kata Bambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.