Menariknya, Suzuki masih menyematkan starter engkol pada Burgman Street 125EX. Tentu ini jadi pilihan yang bijak untuk menyalakan motor tatkala aki mulai lemah.
Singkatnya, fitur Suzuki Burgman Street 125EX terbilang sederhana, tapi cukup fungsional buat pemakaian sehari-hari.
Setelah membahas desain dan fitur, bagaimana dengan rasa berkendara Burgman Street 125EX? Mulai dari posisi berkendara, di mana skutik ini meskipun berkapasitas mesin kecil tapi punya ruang kaki yang lega.
Alhasil posisi duduk bisa santai seperti naik Yamaha NMAX atau Honda PCX. Buat test rider setinggi 163 Cm, skutik ini rasanya cukup besar.
Baca juga: Bocoran Bus Baru Sugeng Rahayu, Pakai Jetbus 5
Saat berdiri dengan kedua kaki, tidak bisa menapak sempurna. Bahkan, ketika satu kaki diangkat, kaki lainnya masih perlu jinjit.
Sebetulnya jok Burgman Street 125EX yang berprofil 780 mm tidak terlalu tinggi. Tapi, karena joknya lebar membuat kaki harus lebih mengangkang saat duduk.
Bicara soal pengendalian, Burgman Street 125EX menawarkan karakter yang ringan buat dipakai harian, walaupun tampilannya gambot. Pertama, karena jarak sumbu roda yang pendek sebesar 1.290 mm, mirip Vario 125. Kemudian bobotnya juga hanya 111 Kg.
Buat selap-selip di jalanan perkotaan yang padat dan macet cukup mudah. Lalu buat menikung juga masih lincah. Beralih ke redaman suspensi, untuk di depan terasa cukup empuk, tapi bukan yang paling nyaman.
Baca juga: Mobil Listrik Murah Hyundai Inster Mau Meluncur Juga di Indonesia?
Sementara sokbreker belakang masih terasa agak keras, terutama saat berkendara sendiri. Tapi, kalau buat boncengan, redaman kedua suspensi sudah pas.
Sedangkan ground clearance terbilang tinggi mencapai 160 mm, sehingga tidak khawatir mentok. Selain itu, suspensi depan juga jarang sekali bottoming.
Beralih ke sektor mesin, Suzuki Burgman Street 125EX dibekali dengan mesin 125 cc SEP-Alpha bertenaga 8,6 Tk pada 6.500 rpm dan torsi 10 Nm pada 5.500 rpm.
Dapur pacu ini merupakan generasi terbaru mesin skutik Suzuki yang sudah menggunakan sistem starter halus dan sistem idling stop. Boleh dibilang Suzuki tertinggal dari Honda dan Yamaha yang sudah menggunakan teknologi ini sejak beberapa tahun lalu.
Baca juga: Meluncur 2025, Honda Pamer HR-V Listrik di Surabaya
Namun Suzuki tetap memiliki ciri khas, yaitu tenaga dan torsi yang tidak menonjol di kelasnya. Tapi karakter motor yang kalem justru punya penggemar tersendiri.
Untuk mencapai kecepatan 60 Kpj mungkin agak lama dibandingkan motor sekelasnya. Rasanya seperti menggunakan roller CVT ukuran berat.
Kemudian setelah 60 Kpj, beranjak ke 80 Kpj, karakter mesinnya mulai enak. Di mana mesin terasa santai, tidak meraung tinggi, dan getaran pun terasa minim.
Tapi buat mengejar kecepatan maksimal rasanya cukup berat. Untuk mencapai 100 Kpj butuh jalan yang panjang dan waktu agak lama.
Baca juga: Alasan Merawat Mobil Transmisi Manual Lebih Mudah dan Ekonomis
Tampaknya skutik ini memang tidak mengejar performa yang kencang, tapi lebih cocok buat cruising santai. Buat perkotaan masih oke, tapi bukan untuk pengendara yang suka agresif.
Dengan karakter mesin yang tidak mengejar performa kencang, bagaimana dengan konsumsi BBM motor ini?
Untuk mengetahui hasilnya, sengaja motor diajak berkendara melewati rute dari kawasan Sentul di Kabupaten Bogor menuju Palmerah di Jakarta Barat.
Dalam pengetesan ini, motor diajak berkendara melewati rute pulang-pergi yang agak memutar. Melewati jalan lengang dan sibuk pada hari kerja. Selain itu, karakter pengendara juga normal saja, tidak agresif tapi juga tidak santai.
Baca juga: Spesifikasi Hyundai Venue yang Siap Ramaikan Segmen SUV Murah