Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema Pebalap Honda MotoGP

Kompas.com - 07/08/2024, 09:42 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

Sumber Crash.net

JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan konsensi baru MotoGP, Honda boleh mengetes banyak mesin selama kejuaraan berlangsung. Namun, ternyata hal itu tak membuahkan langkah yang signifikan.

Alasannya ialah pebalap reguler yang tujuannya menang saat balapan jadi seolah pebalap tes atau test rider. Pebalap jadi banyak mengetes berbagai mesin dan komponen lainnya untuk pengembangan motor.

Baca juga: Cara Ultimate Journey Berbagi Pengalaman Inspiratif

Hal tersebut juga dirasakan oleh pebalap Repsol Honda Joan Mir di MotoGP Inggris pekan lalu.

Juara Dunia MotoGP 2020 itu menggunakan motor lama karena mengalami kendala saat Sprint Race. Alhasil yang memakai spek mesin baru ialah pebalap LCR Honda Takaaki Nakagami.

Joan Mir Foto: Crash.net Joan Mir

Saat balapan berlangsung, Mir mengatakan motornya tidak punya tenaga untuk melawan motor lain. Tapi di satu sisi motor Nakagami juga mengalami hal yang sama.

Pada MotoGP Inggris, pebalap asal Spanyol tersebut finis posisi ke-19 sedangkan Nakagami posisi ke-15.

Mir kemudian diberitahu bahwa dia akan menggunakan spek motor baru yang digunakan Nakagami di MotoGP Inggris saat seri MotoGP Austria pada 18 Agustus 2024.

Baca juga: Penting Menyetel Tuas Rem Sepeda Motor Secara Berkala

“Mungkin, dengan sedikit sentuhan kami bisa dapat hasil yang baik. Kami mengubah geometri motor dan banyak bagian lainnya ratusan kali, tapi itu tidak membuat motor dapat grip dan akselerasi yang diinginkan,” kata Mir dilansir dari Crash, Rabu (7/8/2024).

Pebalap Repsol Honda Joan Mir menunjukkan livery motor untuk musim balap 2023. Foto: Repsol Honda Pebalap Repsol Honda Joan Mir menunjukkan livery motor untuk musim balap 2023.

Mir ingin motor jangan terlalu banyak diubah dalam waktu berdekatan karena justru sulit melihat hasil yang baik. Menurutnya cara yang ampuh ialah balik ke pengaturan awal dan mengembangkannya sedikit demi sedikit.

Baca juga: Mobil Listrik yang Masuk IKN Tidak Harus Langsung Punya Pabrik

“Ini berhubungan dengan kenyamanan pengendalian ban depan untuk dapat kecepatan yang diinginkan. Saya dapat umpan balik yang bagus, yatiu baoik ke pengaturan awal, jadi tetap pada basisnya,” katanya.

Namun, Mir mengatakan, tak ada opsi lain. Pada akhirnya dia memang harus mengetes motor baru terus menerus ketimbang pakai motor lama yang tak kompetitif.

“Ini tidak bai, tapi ini situasinya sekarang. Lebih baik menggunakan motor baru ketimbang mempertahankan yang ada saat ini,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau