Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akar Masalah Penjualan Mobil Baru di Indonesia Stagnan

Kompas.com - 27/07/2024, 16:01 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi


TANGERANG, KOMPAS.com - Penjualan mobil baru di Indonesia tahun ini diprediksi tak beda jauh dari tahun sebelumnya yang mana bakal berkisar pada angka 1 juta unit.

Merujuk pada data, penjualan mobil baru di Indonesia stagnan sejak 2013. Artinya sudah satu dekade penjualan mobil di Indonesia tidak bergerak dari angka 1 juta unit.

Baca juga: Sambut 50 Tahun, Isuzu Lanjutkan Komitmen Inovasi dan Melayani

Riyanto, dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), mengatakan, ada dua alasan penjualan mobil baru di Indonesia tak bergerak dalam satu dasawarsa.

Suzuki Ertiga Hybrid Kompas.com/Nanda Suzuki Ertiga Hybrid

“Kenapa stagnan di 1 juta unit, poinnya cuma dua, karena perdapatan perkapita naik tapi tidak bisa mengejar dari harga mobil,” ujar Riyanto di seminar GIIAS 2024, belum lama ini.

“Contoh kasus tahun 2000 perbandingan pendapatan dan harga mobil, Avanza masih Rp 160 juta, saat ini pendapatnya naik tapi harga Avanza sudah Rp 225 juta, jadi gapnya masih besar,” ujarnya.

Karena itu jika dilihat saat ini segmen yang tumbuh ialah mobil bekas. Ditengarai saat ini penjualan mobil bekas mencapai 1,5 juta unit per tahun. Itu pun masih perkiraan karena diyakini kenyataannya lebih banyak namun tidak terekam.

Baca juga: Begini Cara Memilih Ban Mobil Baru yang Benar

Mitsubishi XpanderMMKSI Mitsubishi Xpander

“Konsumen banyak beli mobil bekas itu cuma dampak. Pendapatan masyarakat per kapita kita juga sama, alias inflasi, akar masalahnya pendapatan dan harga mobil,” ujarnya.

Riyanto mengatakan, kalau jalan keluarnya menaikkan pendapatan agar masyarakat bisa beli maka bakal lama. Lebih mudah jika produsen menurunkan harga mobil dengan melansir produk yang lebih murah.

“Solusinya meningkatkan pendapatan masih lama, tapi solusi menurunkan harga bisa lebih cepat,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau