Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Tol Cipularang, Pentingnya Antisipasi dan Jaga Jarak

Kompas.com - 11/07/2024, 08:12 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini, terjadi kecelakaan beruntun di ruas Tol Cipularang. Kecelakaan fatal tersebut terjadi diduga karena kurangnya antisipasi dan menjaga jarak aman oleh sopir bus.

Kecelakaan terjadi di ruas Tol Cipularang arah Jakarta, tepatnya pada Km 85+600. Kecelakaan tersebut sampai melibatkan sepuluh kendaraan. Beruntung, tidak ada korban jiwa pada kecelakaan fatal ini.

Baca juga: Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang Arah Jakarta Libatkan 10 Kendaraan

"Diketahui bahwa kecelakaan diduga berawal dari salah satu kendaraan bus angkutan umum yang melaju dari arah Bandung menuju Jakarta, setibanya di Lokasi, pengendara bus kurang antisipasi adanya perlambatan sehingga menabrak kendaraan di depannya," tulis keterangan dari Jasa Marga, Rabu (10/7/2024).

Kecelakaan beruntun melibatkan 9 kendaraan terjadi di Tol Cipularang tepatnya di KM 88-86, Rabu (10/7/2024)KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Kecelakaan beruntun melibatkan 9 kendaraan terjadi di Tol Cipularang tepatnya di KM 88-86, Rabu (10/7/2024)

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana, mengatakan, di mana-mana yang namanya kecelakaan bisa bermacam-macam pemicunya. Tapi, yang menyebabkan terjadinya tabrakan di jalan tol akibat dua hal, gagal antisipasi dan tidak menjaga jarak aman.

"Karena pemicunya membahayakan sekalipun, jika pengemudinya fokus, maka dia mampu melakukan antisipasi dengan benar dan terarah. Dengan catatan, itu pun harus dibarengi dengan metode jaga jarak aman," ujar Sony, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.

Baca juga: Kecelakaan Tunggal di Tol Batang, Mobil sampai Terbalik di Lajur Kanan

Sony menambahkan, masalah kecelakaan seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di semua negara. Tabrakan beruntun di jalan tol akibat pengemudi hanya mengandalkan hard skill.

Kecelakaan beruntun di ruas Tol Cipularang pada Rabu (10/7/2024).Dok. Jasa Marga Kecelakaan beruntun di ruas Tol Cipularang pada Rabu (10/7/2024).

"Teknik ini bukan salah, tapi risiko kecelakaannya tinggi. Defensive driving mengajarkan pengemudi untuk menjaga jarak aman, agar ada ruang dan waktu yang tersedia untuk pengemudi melakukan antisipasi," kata Sony.

Menurut Sony, pada kilometer tersebut, kondisi jalanannya banyak membuat pengemudi terlalu malas. Banyak yang saat jalan turunan malah digas agar kencang dan dapat momentum di tanjakan yang ada di depan.

Kecelakaan beruntun melibatkan 9 kendaraan terjadi di Tol Cipularang tepatnya di KM 88-86, Rabu (10/7/2024)KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Kecelakaan beruntun melibatkan 9 kendaraan terjadi di Tol Cipularang tepatnya di KM 88-86, Rabu (10/7/2024)

"Menurut saya, semua harus terukur. Saat turunan tidak perlu mengebut, lebih aman gunakan engine brake dan sesekali boleh gunakan service brake. Jika ketemu tanjakan, pindahkan ke gigi rendah. Jadi, jangan pernah gunakan teknik balap di jalan tol," ujarnya.

"Jika memilih aman, memang sebaiknya jaga jarak dengan kendaraan besar. Saat turunan, usahakan tidak berada di posisi depannya kendaraan besar atau satu lajur, dan jika tanjakan sebaliknya," kata Sony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau