Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Pabrik Baterai, Hyundai Indonesia Bidik Pasar EV ASEAN

Kompas.com - 04/07/2024, 07:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Hyundai Motor Group optimis Indonesia dapat menjadi basis produksi dan pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di kawasan Asia Tenggara alias ASEAN.

Hal tersebut menyusul diresmikannya pabrik sel baterai terintegrasi PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power yang berlokasi di Karawang New Industry City (KNIC), Jawa Barat, Rabu (3/7/2024).

"Presiden Joko Widodo sudah menetapkan target produksi 600.000 unit kendaraan listrik di dalam negeri sampai pada 2030. Saya pikir, target ini sangat wajar," kata Executive Chairman Hyundai Motor Group Euisun Chung.

Baca juga: Hyundai Gelontorkan Rp 142 Triliun untuk Pabrik Baterai di Indonesia

Presiden RI Joko Widodo bersama Executive Chairman Hyundai Motor Group Euisun Chung mengunjungi pabrik sel baterai terintegrasi pertama di Indonesia dari PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power yang berlokasi di Karawang New Industry City (KNIC), Jawa Barat pada Rabu (3/7/2024).dok.HLI Presiden RI Joko Widodo bersama Executive Chairman Hyundai Motor Group Euisun Chung mengunjungi pabrik sel baterai terintegrasi pertama di Indonesia dari PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power yang berlokasi di Karawang New Industry City (KNIC), Jawa Barat pada Rabu (3/7/2024).

"Negara ini adalah pasar otomotif terbesar di ASEAN. Kendaraan yang diproduksi dan dijual di sini menjadi standar untuk seluruh wilayah di kawasan dengan 700 juta pelanggan potensial," tambahnya.

Selain itu, ia juga meyakini target tersebut bisa tercapai lantaran Indonesia memiliki sumber daya mineral penting dalam pembuatan kendaraan listrik.

"Seperti besi dan nikel yang merupakan komponen penting dari baterai yang akan menggerakan jutaan kendaraan listrik di seluruh dunia," ujarnya.

"Kami meyakinkan bahwa aktivitas industri kendaraan listrik di Indonesia akan memberikan peluang ekonomi baru bagi seluruh Asia Tenggara." kata Euisun.

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan RI akan memproduksi sebanyak 600.000 kendaraan listrik pada tahun 2030.

Optimisme ini disampaikan karena target produksi kendaraan listrik akan didukung oleh sejumlah produsen seperti Hyundai Indonesia yang mampu memproduksi 50.000 unit Kona Electric per tahun.

"Indonesia memiliki target 600.000 kapasitas produksi EV di tahun 2030, sehingga produksi Kona Electric 50.000 per tahun ini akan menambah indonesia kapasitas produksi Indonesia secara signifikan," kata Luhut.

Baca juga: Hyundai Kona Electric Resmi Pakai Baterai Buatan Lokal

Hyundai Kona Electric pakai baterai mobil listrik buatan LG-HyundaiKompas.com/Ruly Hyundai Kona Electric pakai baterai mobil listrik buatan LG-Hyundai

HLI Green Power sendiri ialah perusahaan patungan atau joint ventures antara Hyundai Motor Group dengan LG Energy Solutions yang memproduksi sel baterai hingga 10 GWh per tahun.

Saat ini, perusahaan sedang dalam proses untuk penambahan sehingga total produksinya bisa mencapai 20 GWh yang ditargetkan selesai 2025 mendatang.

Dalam menciptakan fasilitas tersebut total komitmen yang digelontorkan mencapai 3,2 miliar dollar AS. Dana terkait merupakan salah satu dari instrumen investasi Hyundai di Indonesia dalam menciptakan ekosistem EV terintegrasi.

Selain pabrik sel baterai, perusahaan menyuntik dana 850 juta dollar AS untuk aktivitas pertambangan, 4 miliar dollar AS pada pengolahan, dan 1,8 miliar dollar AS dalam pre-kusor dan katoda. Sehingga total investasinya 9,8 miliar dollar AS atau setara Rp 142 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com