KLATEN, KOMPAS.com - Kecelakaan di jalan tol kerap terjadi baik kondisi jalan basah atau kering. Jalan yang lancar kerap membuat pengendara lengah sehingga mengabaikan beberapa faktor keselamatan (safety driving).
Saat berkendara diperlukan konsentrasi selama mobil melaju, ketika konsentrasi mulai hilang maka risikonya mobil bisa mengalami kecelakaan.
Berikut ini beberapa kebiasaan buruk pengendara mobil di jalan tol yang bisa mengakibatkan kecelakaan.
Baca juga: Kecelakaan Maut di Jalur Trans Sulawesi, Dua Mahasiswi Tewas
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia mengatakan, faktor penyebab mobil tersebut kehilangan kendali bisa karena microsleep atau mengemudi sambil main ponsel.
"Aktivitas yang dilakukan sambil mengemudi dapat membuat arah laju kendaraan tidak terkontrol, begitu juga microsleep juga bisa mengontrol kendaraan, tapi ini yang bikin fatal, keduanya bisa mengakibatkan kecelakaan," ucap Sony kepada Kompas.com, Senin (12/2/2024).
Sony mengatakan main ponsel dapat mengurangi penguasaan kendaraan dan kemampuan reaksi akibat konsentrasi terbagi.
Baca juga: 3 Mobil Kecelakaan Beruntun di Ruas Tol Jagorawi, Tak Ada Korban Jiwa
"Sangat dilarang main ponsel sambil mengemudi, pengemudi tidak mampu mengendalikan kendaraan karena tidak siap, bisa juga melakukan pengereman mendadak tanpa melihat, bisa juga terkaget karena manuver pengendara lain, risikonya di depan, samping, dan belakang," kata Sony.
Sementara bahaya microsleep sering diabaikan para pengemudi karena kejadiannya tidak disadari.
"Rata-rata sadar pasti sudah nyender (kejadian kecelakaan) karena lemahnya reaksi pengemudi dalam berpikir jernih," ucap Sony.
Baca juga: Detik-detik Kecelakaan Beruntun di Kebumen yang Libatkan 5 Kendaraan, Satu Tewas
Sony mengatakan mempertahankan tetap mengemudi atau menyiasati kantuk dengan cara-cara tertentu tidak bisa mengatasi microsleep.
"Jika ngantuk datang, segera ambil sikap untuk berhenti 3 sampai menit, keluar mobil untuk merangsang otot & syaraf supaya otak mendapatkan oksigen dan mampu ke rest area terdekat," ucap Sony.
Sony mengingatkan kepada pengendara bahwa melakukan management perjalanan yang baik dengan cara mengatur durasi istirahat itu penting.
Baca juga: Pekan Lalu Terjadi 1.839 Kecelakaan di Seluruh Indonesia
"Durasi istirahat yang diatur ya, bukan durasi mengemudinya, mengemudi sesuaikan dengan kemampuan atau maksimal 3 jam dengan diselingi istirahat 15 - 30 menit (jika tidak memutuskan untuk tidur)," ucap Sony.
Sony mengatakan keselamatan berkendara salah satunya didapat dari istirahat yang benar. Banyak pengemudi masuk rest area tapi tidak efektif istirahatnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.