Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Baterai LFP yang Dibahas di Debat Cawapres

Kompas.com - 22/01/2024, 16:31 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Debat calon wakil presiden (cawapres) keempat yang berlangsung Minggu (21/1/2024), sedikit membicarakan teknologi baterai kendaraan listrik, yaitu baterai lithium ferro-phosphate atau LFP.

Topik baterai LFP terjadi pada segmen kelima dengan tema Pembangunan Berkelanjutan dan Lingkungan Hidup, Sumber Daya Alam, Energi, Pangan Agraria dan Masyarakat Adat dan Masyarakat Desa.

Baca juga: Saat Mobil Parkir Apakah Setir Harus Dibelokkan?

Topik baterai LFP itu dikemukakan oleh calon wakil presiden (cawapres) nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka, yang bertanya pada cawapres nomor urut satu Muhaimin Iskandar, di mana tim suksesnya kerap bicara soal keunggulan baterai LFP.

Nail test baterai NMC dan LFP, dengan cara ditusuk memakai besi. Baterai NMC meledak dan terbakar, sedangkan baterai LFP aman.KOMPAS.com/Azwar F Nail test baterai NMC dan LFP, dengan cara ditusuk memakai besi. Baterai NMC meledak dan terbakar, sedangkan baterai LFP aman.

Sebab baterai LFP tidak membutuhkan nikel. Sedangkan Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. Sehingga kalau terus-terusan mendukung LFP maka justru bisa berdampak pada daya saing Indonesia.

Pertanyaan yang mengemuka dalam konteks otomotif, apa itu baterai LFP atau LiFePO4 dan perbedannya dengan baterai lithium ion?

Baterai LFP merupakan singkatan lithium ferro-phosphate atau dalam ejaan Indonesia yaitu baterai litium besi fosfat.

Sesuai namanya baterai ini termasuk jenis baterai litium-ion yang menggunakan besi fosfat sebagai bahan katoda.

Baca juga: Kebiasaan Buruk Motor Naik Trotoar, Orang Tak Punya Etika

Saat ini mobil listrik yang memakai baterai LFP adalah Wuling dan BYD yang baru masuk Indonesia.

Adapun Tesla masih mengunakan baterai lithium ion tapi sudah mulai beralih ke LFP karena membuat pabrik baterai LFP di China.

Baterai mobil listrik Toyota bZ4X. dok. Toyota Baterai mobil listrik Toyota bZ4X.

Dilansir dari elcanindustries, ada beberapa perbedaan antara baterai LFP dengan baterai litium ion biasa.

1. Komposisi

Baterai lithium ferro-phosphate LiFePO4 menggunakan litium besi fosfat sebagai bahan katoda, sedangkan baterai litium-ion dapat menggunakan berbagai bahan katoda, seperti oksida kobalt, oksida mangan, atau oksida nikel (nikel, kobalt mangan/NCM).

2. Kepadatan energi

Baterai lithium-ion memiliki kepadatan energi yang lebih tinggi dibandingkan baterai LiFePO4. Baterai litium ion dapat menyimpan lebih banyak energi dalam volume tertentu.

Membuatnya lebih cocok untuk digunakan pada kendaraan listrik yang lebih kecil dan ringan.

Ilustrasi baterai mobil listrikDok. Carscoops.com Ilustrasi baterai mobil listrik

3. Keamanan

Secara umum baterai LiFePO4 lebih aman dibandingkan baterai litium-ion, karena tidak terlalu rentan terhadap panas sehingga risiko terjadinya kebakaran lebih rendah.

Baterai LFP tidak mengandung O2 jadi apabila korsleting, baterai tidak akan terbakar seperti baterai nikel.

4. Biaya

Baterai LiFePO4 biasanya lebih murah untuk diproduksi dibandingkan baterai lithium-ion, namun baterai tersebut juga memiliki kepadatan energi yang lebih rendah, sehingga dibutuhkan lebih banyak energi untuk menggerakkan kendaraan listrik

5. Performa

Kinerja baterai LiFePO4 dan lithium-ion sebetulnya sebelas duabelas. Namun karakteristik performa baterai secara spesifik bergantung pada desain dan bahan kimia baterai tertentu.

Secara umum keunggulan baterai LFP punya kepadatan energinya yang tinggi, masa pakai yang lama, dan kinerja yang baik pada suhu tinggi. Sedangkan NCM lebih efisien dan praktis untuk menggerakkan mobil dan motor listrik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau