Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Retrim Setir Mobil, Lebih Baik Pakai Kulit Asli atau Kulit Sintetis?

Kompas.com - 03/01/2024, 14:41 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu cara untuk mengembalikan tampilan setir mobil yang kusam adalah dengan cara retrim, yakni mengganti bagian kulit di setir yang sudah rusak.

Saat retrim setir ada banyak material bahan yang bisa dipilih, dua di antaranya yang paling banyak diminati konsumen adalah kulit sintetis dan kulit asli. Lantas, jenis apakah yang paling bagus?

Iwan, pemilik Duta Bekleding mengatakan, bengkel servis interior mobil yang berlokasi di Blok M Square, Melawai, Jakarta Selatan, mengatakan, ia lebih menyarankan bahan kulit sintetis untuk konsumen, karena memiliki sejumlah kelebihan.

Baca juga: Daftar Harga Hatchback Awal 2023, Termurah Rp 281 Jutaan

“Untuk bahan biasanya kami pilihkan yang bagus, dan konsumen juga kebanyakan sudah oke. Berdasarkan bahan yang kita punya, (sintetis) sudah cukup bagus, karena kalaupun rusak karena pemakaian saja, terkecuali terkena gigitan atau cakaran binatang seperti anjing atau kucing,” ucap Iwan, saat ditemui Kompas.com, di Blok M Square, Selasa (2/1/2023).

Iwan Duta BekledingKompas.com/Nanda Iwan Duta Bekleding

Menurut Iwan, kulit sintetis memiliki keunggulan lebih tahan panas dibandingkan dengan kulit asli.

Kulit asli kalau misalkan mobil dijemur di tempat panas bisa cepat rusak, selain itu kalau sering terkena keringat tangan juga bisa terkelupas, karena cairan keringat bisa masuk ke pori-pori kulit. Nah, kalau sintetis lebih tahan panas dan keringat, di lap dengan kanebo (keringatnya) bisa hilang,” kata Iwan.

Baca juga: Stok Terbatas, Kia Sonet Diskon Rp 40 Juta, Seltos Rp 55 Juta

Dari sisi harga, kulit sintetis juga terbilang jauh lebih murah dibandingkan dengan kulit asli.

“Sintetis itu paling cuma Rp 400.000, konsumen tinggal terima jadi, butuh waktu perbaikan hanya 2-3 jam. Kalau kulit asli bisa Rp 1,5 juta, dengan waktu pengerjaan kurang lebih satu minggu, karena lama mencari bahan kulit aslinya itu,” kata Iwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau