Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal BYD, Berawal dari Jualan Baterai HP Motorolla dan Nokia

Kompas.com - 26/12/2023, 08:31 WIB
Azwar Ferdian

Editor

SHENZHEN, KOMPAS.com - Nama BYD mungkin masih terasa asing buat publik Indonesia dan tidak sefamiliar merek China lainnya seperti Wuling, Chery, DFSK dan lain-lain. BYD memang belum resmi masuk pasar otomotif Indonesia, tidak seperti merek-merek lainnya yang sudah lebih dulu hadir.

Akan tetapi bila diperhatikan, khususnya di Jakarta, mobil BYD sudah wara-wiri menjadi unit taksi listrik Bluebird dan bus listrik BYD yang dipakai Transjakarta. Melalui dua cara itu (taksi dan bus listrik), BYD melakukan pendalaman studi pasar otomotif Indonesia, sebelum masuk ke segmen kendaraan penumpang.

Rencananya, di awal semester 2024, BYD akan memulai babak barunya dengan resmi masuk mengusung nama BYD Motor Indonesia sebagai agen pemegang merek (APM) BYD di Tanah Air.

Baca juga: Bocoran Mobil Listrik BYD yang Akan Dijual di Indonesia

Mari kita mengenal lebih dulu apa itu BYD, yang dibaca Biyadi, di Negeri Tirai Bambu.

BYD mengklaim diri sebagai produsen kendaraan listrik terbesar di China, dan salah satu juga yang terbesar di dunia dengan angka penjualan yang sudah mencapai 6 juta unit di seluruh dunia.

BYD pertama kali didirikan pada tahun 1995, dan bukan sebagai perusahaan otomotif. Melainkan sebagai produsen baterai litihum untuk kebutuhan barang elektronik seperi telepon seluler. Sebagai produsen baterai lithium-ion, BYD menjadi penyuplai baterai produsen ponsel seperti Motorola dan Nokia.

10 tahun berselang atau pada 2005, BYD memulai pengembangan bisnisnya dengan membuat mobil listrik pertamanya yang bernama F3. BYD F3 langsung diterima publik China dan masuk dalam list mobil China pertama yang masuk dalam daftar penjualan 10.000 unit.

BYD terus memperluas jangkauan produknya untuk mencakup berbagai sektor, dan seluruh jenis industri termasuk transportasi publik, truk listrik, kendaraan khusus dan sistem new energy vehicle (NEV).

Yangwang U8, SUV bertenaga listrikKOMPAS.com/Azwar F Yangwang U8, SUV bertenaga listrik

Pada 2008, BYD berhasil suntikan dana dari investor baru pengusaha terkaya dunia asal AS Warren Buffet. Berkshire Hathaway sebagai perusahaan milik Warren Buffet, menjadi salah satu pemegang saham BYD, yang tercatat sampai pada Februari 2023 memegang saham sebanyak 12,9 persen.

Pada tahun yang sama juga BYD meluncurkan F3DM sebagai mobil plug-in hybrid pertama di dunia yang diproduksi secara massal. Di tahun selanjutnya, BYD masuk ke segmen bus listrik dan forklift bertenaga listrik.

Hingga puncaknya di 2015, BYD mengumumkan full market strategy di kendaraan listrik, lengkap dengan rantai industri yang dimilikinya sendiri, seperti fasilitas pembuatan baterai LFP, powertrain, moulding, dan semikonduktor di bawah bendera FinDreams, sebagai anak perusahaannya.

Tak hanya mobil listrik, BYD juga menawarkan solusi transportasi massal di China, dengan meluncurkan SkyRail pada 2017.

Denza D9, MPV mewah bertenaga listrikKOMPAS.com/Azwar F Denza D9, MPV mewah bertenaga listrik

BYD Auto

BYD Auto adalah salah satu divisi yang berada di bawah bendera BYD, dan khusus untuk pengembangan mobil listrik.

Ada sub-brand yang dimiliki BYD Auto antara lain, BYD Dinasty Series dimana ini adalah khusus mobil-mobil yang ditargetken buat konsumen dewasa. Lalu BYD Ocean Series yang modelnya untuk konsumen muda.

Lalu ada sub merek bernama Denza, untuk kelas mobil premium, merek Yangwang untuk mobil mewah berteknologi tinggi dan terakhir merek Fangchengbao untuk mobil-mobil kelas hobi seperti sports car.

BYD Motor Indonesia akan berencana membawa beberapa produknya ke Tanah Air seperti BYD Dolphin, BYD Seal, BYD E6 dan BYD Atto 3. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan sub-brand seperti Denza dan Yangwang juga akan masuk pasar otomotif Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau