BANGKOK, KOMPAS.com – Sejumlah negara mengupayakan percepatan ekosistem kendaraan listrik (EV) untuk mencapai target penurunan emisi. Tidak hanya di Indonesia, era elektrifikasi mulai terasa juga di Thailand.
Pada pameran Thailand International Motor Expo 2023 misalnya, beragan merek mobil listrik baru cukup banyak melakukan penetrasi penjualan.
Sebut saja, Aion, BYD, Changan, GWM, Neta, Pocco, hingga SAIC Motor pemilik merek MG yang sudah beroperasi sejak 2014.
Baca juga: Ini Perbedaan Mobil FWD dan RWD Saat Oversteer
Supakij Visedpaitoon, Public Relation Senior Specialist MG Sales (Thailand), mengatakan, bahwa penjualan mobil listrik di Thailand mulai mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun ini.
“EV (dari merek MG) saat ini sebenarnya menjadi 50:50 tahun ini. Padahal tahun lalu EV hanya 20 persen,” ujar Supakij yang akrab disapa Kris, di Bangkok (29/11/2023).
“Tahun ini lebih banyak EV (ketimbang hybrid) karena ada subsidi dari pemerintah. EV 70-80 persen khusus untuk EV, sisanya hybrid. Saya tidak menggabungkan hybrid ke EV, karena hybrid masih ICE,” kata dia.
Baca juga: Daihatsu Lagi Menyiapkan Pesaing Suzuki Jimny
Untuk diketahui, pemberian subsidi mobil listrik dari pemerintah Thailand masih bergulir dengan skema yang bervariasi.
Adapun untuk besaran subsidi berkisar 70.000 baht atau setara Rp 31 jutaan sampai 150.000 baht atau setara Rp 66 jutaan per unit, yang berakhir pada 31 Desember 2023.
“Jadi untuk EV, susbisidnya 150.000 baht (Rp 66 jutaan) dan ada paket tambahan lain seperti potongan pajak dari 8 persen ke 2 persen,” ucap Kris
“Jadi secara total ada potongan harga hingga 200.000 baht (Rp 88 jutaan) untuk harga retail. Misal harga mobilnya 1 juta baht (Rp 443 jutaan), ya jadi 800.000 baht (Rp 355 jutaan),” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.