Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Ketok Kerja Sama China-Thailand untuk Produksi Kendaraan Listrik

Kompas.com - 28/11/2023, 11:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia melalui Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendukung kerja sama baru antara PT Powerspark Green Energy dengan dua perusahaan asal China dan Thailand untuk pembuatan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Tanah Air.

Kedua perusahaan dimaksud ialah Zhong An-Thai Engineering Company Limited serta Takuni Group Public Company Limited. Melalui kerja sama ini, akan dibangun pabrik pembuatan EV seluas 30 hektar di Cirebon, Jawa Barat.

"Kerja sama ini merupakan salah satu dukungan merealisasikan target Presiden Joko Widodo yang mencanangkan pada tahun 2030 nanti Indonesia sudah bisa memproduksi sendiri 2,45 juta unit motor listrik," kata Bamsoet dalam keterangannya, Senin (27/11/2023).

Baca juga: Daftar Pebalap MotoGP 2024, Marini Gabung Honda dan Diggia ke VR46

Ilustrasi kendaraan listrik.(Dok. Shutterstock/ BigPixel Photo) Ilustrasi kendaraan listrik.

"Selain itu, sebagai dukungan terhadap langkah Presiden yang menargetkan jumlah motor listrik di Indonesia pada tahun 2025 bisa menembus 2 juta unit, dan pada tahun 2030 mencapai 13 juta unit," ucap dia.

Pernyataan tersebut disampaikannya usai menyaksikan penandatanganan MoU antara ketiga perusahaan di Bangkok, Senin.

Turut hadir dalam pertemuan tekait, Presiden Direktur PT Powerspark Green Energy Richard Christoforus, Direktur Takuni Group Public Company Limited Chatchai Payuhanaveechai, dan Direktur Zhong An-Thai Engineering Company Limited Zoang Da Xue.

Bamsoet menjelaskan investasi pengembangan kendaraan listrik di Indonesia merupakan langkah tepat. Terlebih, Indonesia memiliki potensi nikel yang besar sehingga mendukung penuh pengembangan industri kendaraan listrik.

Baca juga: Berlangsung 15-25 Februari 2024, Dyandra Perluas Ruang Pameran IIMS

Ilustrasi motor listrik Yamaha E01KOMPAS.com/DIO DANANJAYA Ilustrasi motor listrik Yamaha E01

US Geological Survey pun memproyeksikan cadangan nikel Indonesia mencapai 21 juta metrik ton. Adapun sekitar lebih dari 40 persen nikel dunia ada di Indonesia yang tersebar di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara.

Sementara catatan Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) melaporkan produksi nikel dunia pada tahun 2022 diperkirakan mencapai 3,3 juta metrik ton, atau meningkat sekitar 21 persen dari produksi tahun 2021. Dari angka tersebut, sebanyak 48 persen atau sekitar 1,6 juta metrik ton adalah produksi Indonesia.

"Permintaan nikel dari industri kendaraan listrik diperkirakan akan tumbuh sebesar 28,0 persen CAGR sepanjang 2020-2030 menjadi 1,3 juta ton," kata Bamsoet.

"Indonesia ditargetkan akan menjadi pusat produksi kendaraan listrik dan fokus di hilir, serta menargetkan 300.000 mobil listrik dan 2,5 juta sepeda motor listrik pada 2030," ujarnya lagi.

Baca juga: Marquez Beri Isyarat Akan Kembali ke Honda

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Bambang Soesatyo - Bamsoet (@bambang.soesatyo)

Lebih lanjut, Bamsoet mengungkapkan berdasarkan hasil riset Goldman Sachs, diperkirakan penjualan kendaraan listrik akan melonjak menjadi sekitar 73 juta unit pada tahun 2040. Angka ini naik dari sekitar 2 juta unit pada tahun 2020.

Selama rentang waktu tersebut, kata Bamsoet, penjualan mobil listrik diperkirakan meningkat dari 2 persen menjadi 61 persen dari total penjualan mobil global.

"Produksi baterai listrik saat ini menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dalam mewujudkan Indonesia menjadi salah satu pemain utama dalam memproduksi kendaraan listrik. Mengingat baterai merupakan komponen kunci untuk kendaraan listrik dan berkontribusi sekitar 25-40 persen dari harga EV," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com