Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Savart S-1 Pakai Dinamo Mid Drive Berpenggerak Sabuk

Kompas.com - 30/10/2023, 17:21 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Savart S-1 resmi meluncur di Indonesia di IMOS+ 2023. Motor listrik buatan anak bangsa itu menggunakan dinamo tipe mid drive lengkap dengan penggerak sabuk.

Sistem seperti ini juga dipakai oleh dua merek asal Indonesia yang sudah lebih dulu hadir yaitu Gesits G1 serta Alva Cervo, adapun Alva One masih menggunakan tipe hub seperti mayoritas motor listik lain.

Baca juga: Pahami Mode Aman Transmisi Mobil Matik Saat Overheat

William E. Taifan, CEO PT Garda Energi Nasional Indonesia sebagai produsen Savart mengatakan, pihaknya sengaja memakai dinamo tipe mid drive bukan rear wheel hub karena lebih kuat nanjak.

Savart resmi meluncurkan Savart S-1 di Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2023. KOMPAS.com/Adityo Wisnu Savart resmi meluncurkan Savart S-1 di Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2023.

"Mungkin teman-teman yang pernah naik motor listrik hub itu tidak kuat naik (menanjak) karena memang transmisinya kurang tidak ada reduction," ujar William yang ditemui di ICE BSD City, Tangerang, pekan lalu.

"Torsi dan rpm kalau pakai rear wheel hub sama dengan motornya 1:1, tapi kalau kita di sini kita ada pengalinya, bahasa simpelnya seperti matik, jadi kita bisa menaikkan torsinya. Kemudian kita apakai water cooling biar awet karena kita main speed dan torsi tinggi," ujarnya.

William mengatakan, pengembangan Savart S-1 sudah dilakukan sejak perusahaan berdiri yaitu 2018. Berdasarkan hitungan internal, saat ini Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 60 persen.

Baca juga: Siap-siap, Pengguna Pelat Nomor Palsu Bisa Kena Tilang Elektronik

Motor listrik Savart di IMOS 2023KOMPAS.com/STANLY RAVEL Motor listrik Savart di IMOS 2023

Spesifikasi menggunakan baterai Lithium Ion NMC dengan spesifikasi 72 V 65 Ah. Di atas kertas motor ini sanggup memproduksi 18,7 tk dan torsi sampai 250 Nm.

"Kecepatannya sampai 120 kpj itupun sudah kami batasi," kata William.

"Jarak tempuh kita coba normal mode, ini tidak bohong-bohong ya, karena biasanya ada yang sering lihat di media ternyata klaimnya tidak sesuai kalau kita sesuai itu, 110 km itu dengan rata-rata kecepatan 60 kpj," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau