Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Baterai IBC Ditarget Beroperasi pada 2026

Kompas.com - 20/10/2023, 08:22 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia Battery Corporation (IBC) memastikan bakal terus mendorong pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik di dalam negeri, demi memenuhi kebutuhan domestik dan terlibat dalam rantai pasok global.

SVP Corporate Strategy & Business Development Indonesia Battery Corporation (IBC) Adhietya Saputra mengatakan, salah satu langkah yang dilakukan demi mendorong pengembangan baterai kendaraan listrik di dalam negeri dengan mendirikan pabrik.

“Kita melakukan ini karena kita punya salah satu competitive advantage, yaitu nikel yang saat ini merupakan komponen terpenting di dalam komponen katoda baterai, yang dipakai di baterai lithium,” ujar Adhietya, dalam seminar Energy Transition Conference & Exhibition yang disiarkan langsung, Kamis (19/10/2023).

Baca juga: Beli Motor Listrik Honda EM1 e: Bisa Kredit, DP Rp 5 Jutaan

Indonesia Battery Corporation (IBC) resmi meluncurkan Battery Asset Management Services (BAMS). Salah satu yang diperkenalkan ialah baterai generasi kedua buatan IBC yang akan dipakai oleh beberapa merek motor listrik.KOMPAS.com/Gilang Indonesia Battery Corporation (IBC) resmi meluncurkan Battery Asset Management Services (BAMS). Salah satu yang diperkenalkan ialah baterai generasi kedua buatan IBC yang akan dipakai oleh beberapa merek motor listrik.

“Jadi dari sini pemerintah mendorong untuk melakukan hilirisasi nikel untuk sampai dibuat baterainya,” kata dia.

Seperti diketahui, pabrik baterai yang diinisiasi IBC awalnya dibentuk oleh empat BUMN, yaitu ANTAM, Pertamina, MIND ID, dan PLN.

“Memang sepakat dari empat shareholders kita untuk meminta IBC membangun secara end to end melakukan hilirisasi nikel ini sampai menjadi baterainya,” ucap Adhietya

Baca juga: Bocoran Bus Baru PO Berlian Jaya, Sleeper Bus

“Dalam perjalanannya, kita modalnya sebenarnya baru satu, sumber bahan baku. Tapi tentunya untuk membangun ini secara terintegrasi tidak bisa sendiri, jadi ada teknologi partner, kemudian nanti kita juga butuh funding, dan tentunya nanti dari aspek SDM perlu kita siapkan,” ujarnya.

Adhietya juga mengatakan, pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik tidak bisa sebentar dan memerlukan usaha yang luar biasa.

“Satu pabrik saja mungkin 2-3 tahun baru terealisasi, jadi ini yang sedang kita lakukan sudah sampai tahap join study-nya sudah selesai,” kata Adhietya.

“Kita sudah mulai bentuk joint venture-nya yang akan menjadi operational untuk mengolah nikel sampai dengan battery cell, sehingga tahun depan mulai konstruksi, mudah-mudahan di tahun 2026-2027 itu secara value chain tadi sudah mulai beroperasi,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau