Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Indonesia, CATL Buka Peluang Investasi Pabrik Baterai di Thailand

Kompas.com - 04/05/2023, 15:41 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan baterai dan teknologi asal China, Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL), dikabarkan sedang memulai pembicaraan dengan pemerintah Thailand untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik di sana.

Berkolaborasi dengan perusahaan lain, pertemuan tersebut tak lepas dari upaya Thailand untuk menjadi pusat produksi dan rantai pasok kendaraan listrik di Asia Tenggara, sebagaimana mobil konvensional.

Hanya saja, Sekretaris Jenderal Dewan Investasi Thailand Narit Therdsteerasukdi belum ingin menjelaskan secara rinci bentuk kerja sama maupun rencana untuk pembangunan pabrik dimaksud.

Baca juga: Bonceng Anak Saat Naik Motor, Wajib Duduk di Belakang

Photo dokumentasi yang diabadikan pada 11 September 2019 ini menunjukkan gedung teknologi dan pusat rekayasa Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) di kota Ningde, Provinsi Fujian, China Selatan. (Xinhua/Lin Shanchuan) Photo dokumentasi yang diabadikan pada 11 September 2019 ini menunjukkan gedung teknologi dan pusat rekayasa Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) di kota Ningde, Provinsi Fujian, China Selatan. (Xinhua/Lin Shanchuan)

"Kami berbicara dengan banyak perusahaan, tidak hanya CATL tetapi banyak ke perusahaan di industri baterai," kata Narit dilansir Reuters pada Rabu (3/5/2023).

Untuk diketahui, Thailand memang berambisi menjadi pemain kunci dalam rantai pasok kendaraan listrik global di luar China, dengan menawarkan pemotongan pajak dan subsidi untuk mendorong adopsi dan produksi electric vehicle (EV).

"Itu salah satu tujuan kami. Bahwa kami ingin menarik produsen sel baterai untuk mendirikan pabriknya di Thailand," kata dia.

CATL sendiri, merupakan pemasok baterai besar di dunia dengan pangsa pasar 37 persen. Namun, mereka belum memiliki fasilitas produksi di Asia Tenggara.

Meski demikian, perusahaan yang berbasis di Ningde, Fujian itu telah menyatakan komitmennya untuk membuat ekosistem baterai dari hulu ke hilir bersama holding BUMN di Indonesia, yaitu PT Indonesia Battery Corporation (IBC).

Baca juga: Penjualan Mobil Listrik di China Awal 2023 Tembus 2,5 Juta Unit

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia belum lama ini mengungkapkan, ekosistem dari prekusor, katoda, sel baterai, hingga recycle baterai ini bakal dimulai pada 2023.

"Ekosistem dari hulu ke hilir antara CATL dan LG tahun ini sudah mulai konstruksi. LG investasinya sekitar 9,8 miliar dollar AS, CATL ini kurang lebih 6 miliar dollar AS. Itu yang running di tahun ini,” ujar Bahli, Jumat (13/1/2023) lalu.

Tetapi, tidak seperti LG, CATL masih belum memutuskan lokasi untuk pabrik besar tersebut. Menurut Bahlil, pabrik baterai LG akan berada di Batang, Jawa Tengah dan Cikarang, Jawa Barat.

"CATL lagi tentukan lokasinya antara Batang dan Kalimantan Utara," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau