BOGOR, KOMPAS.com - Perusahaan Listrik Negara (PLN) memperkenalkan teknologi terbaru untuk mendukung program elektrifikasi nasional dan ekosistem kendaraan listrik.
Teknologi ini berupa panel surya serta electrical generator (genset) yang bisa menangkap, mengkonversi, dan menyimpan tenaga panas matahari sebagai sumber listrik.
Sri Rejeki, Senior Account Manager PLN menjelaskan, teknologi ini sejatinya sudah digagas sejak tahun 2020, namun penyempurnaan dan pemasaran awal baru dimulai di tahun 2023.
Dia menjamin panel surya dan genset terbaru ini bisa digunakan untuk mengecas daya semua jenis kendaraan listrik, baik itu sepeda, motor, atau mobil.
Baca juga: Indonesia Lihat Peluang Pengembangan Baterai EV dengan Amerika Latin
“Peak output-nya bisa mencapai 50 Kilowatt, jadi sangat mampu digunakan untuk ngecas mobil listrik atau motor listrik,” ucapnya kepada Kompas.com, di sela-sela pameran IEMS 2023 di Bogor, Rabu (20/9/2023).
Dia menambahkan, karena ukuran panel surya dan genset terlalu besar, PLN sedikit kesulitan untuk memamerkan unit contoh di lantai pameran.
“Panel suryanya bukan model biasanya yang bisa digulung, tapi betul-betul lempengan besar yang tidak bisa ditekuk, jadi agak sulit kalau dipamerkan,” kata dia.
Sri tidak merinci seberapa besar kapasitas penyimpanan genset, dan seberapa banyak daya listrik yang bisa ditampung.
Baca juga: Planet Ban Siapkan Layanan buat Servis Motor Listrik
Namun dia memastikan, penggunaan produk ini bisa memangkas pengeluaran listrik bulanan pengguna hingga 30 persen.
“Kami kampenyekan memang untuk kendaraan listrik, tapi ini bisa digunakan untuk keperluan rumah tangga juga. Dan dia independen, enggak tersambung ke meteran listrik rumah,” kata dia.
Menyoal biaya, karena teknologi ini terbilang baru untuk keperluan komersial, harganya tentu tidak murah.
Baca juga: Indonesia Produsen Otomotif Terbesar ke-11 Dunia
PLN sendiri mematok harga mulai dari Rp 50 juta, untuk biaya penasangan panel surya dan genset, termasuk garansi perawatan secara berkala.
“Kalau bicara soal jangka panjang, ini bisa dianggap sebagai investasi. Pengeluaran listrik bisa terpotong sampai 30 persen sebulan, itu saja kan nilainya sudah cukup besar,” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.