JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah sudah menetapkan aturan soal konversi sepeda motor listrik, termasuk untuk bengkel yang melakukannya. Namun tidak mudah untuk mendapatkan status bengkel konversi bersertifikat.
Divo Gimbal, punggawa dari bengkel konversi Elektrik Rakyat Indonesia, mengatakan, kendala bengkel konversi untuk mendapatkan sertifikasi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) karena butuh modal besar.
Baca juga: Honda Bawa Dua Mobil Listrik di Ajang IEMS 2023
"Harus punya workshop, peralatan bengkel, SDM, dan prototipe dan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit," kata Divo kepada Kompas.com, di Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/9/2023).
Divo mengatakan, tak sedikit bengkel konversi yang kesulitan dalam pendanaan untuk bisa mengejar standar yang diberikan oleh pemerintah.
Menurut aturan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor PM 65 Tahun 2020 tentang Konversi Sepeda Motor dengan Penggerak Motor Bakar Menjadi Sepeda Motor Berbasis Baterai, bengkel konversi harus bersertifikasi.
Syarat untuk mendapatkan sertifikasi tersebut juga tidak mudah. Sehingga, bagi sebagian bengkel yang berstatus Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), sulit untuk mendapatkannya. Sekalipun memiliki kompetensi yang tinggi dalam melakukan konversi motor listrik.
Baca juga: Wuling Bawa Air ev pada Ajang IEMS 2023
"Banyak bengkel start up tidak mampu untuk mengejar sertifikasi tersebut, padahal untuk kemampuan bisa bersaing," kata Divo yang bengkelnya terletak di Graha Bintaro, Tangerang Selatan.
"Harapannya dimudahkan untuk semua kalangan tidak dikotak-kotakkan dan harapannya kit set (komponen utama), melalui standarisasi dari BRIN, yang merupakan badan riset jadi ada pertanggungjawabannya," kata dia.
Baca juga: BRIN Rancang Konsep Kendaraan Mobilitas Tenaga Listrik
"Dinamo, kontroler, dan baterai sudah diuji coba dan diriset. Sebab kalau impor dari China kita bisa memesan sesuai budget. Sedangkan kita tidak tahu kualitasnya," ujar Divo.
Menilik daftar dari Kementerian ESDM, saat ini sudah ada 24 bengkel konversi bersertifikat yang sudah masuk Kemenhub tapi baru 8 bengkel yang bisa memanfaatkan program bantuan pemerintah atau subsidi sebesar Rp 7 juta.
Dengan program itu, target motor konversi pada 2023 sebesar 50.000 unit dan dibutuhkan 42 bengkel konversi bersertifikat. Kemudian pada 2024 target konversi sebanyak 150.000 unit dengan kebutuhan bengkel konversi 125 bengkel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.