JAKARTA, KOMPAS.com - Muncul anggapan bahwa mobil transmisi matik tidak setangguh mobil manual untuk melibas tanjakan. Apalagi jika dibawa ke daerah pegunungan yang didominasi jalan curam.
Hermas Efendi Prabowo, Pemilik Warner Matic Bengkel Spesialis Matik mengatakan, sebetulnya mobil matik kuat-kuat saja diajak menanjak, tapi pemilik mesti paham cara berkendara yang tepat.
Baca juga: Stok Hampir Habis, Pemesan RAV4 PHEV Baru Dapat Unit Tahun Depan
"Perilaku ketika di tanjakan kan biasanya mobil nanjak tinggi. Idealnya nanjak tinggi mobil sudah panas istirahat dulu lima sampai 10 menit cuma orang males begitu," kat Hermas kepada Kompas.com, Sabtu 16/9/2023).
"Karena saat nanjak itu pasti masuk gigi 1 atau 2, saat mesin panas pasti memengaruhi kinerja oli (matik) dan elektrifikasi," katanya.
"Sedangkan tekanan oli sangat dipengaruhi oli itu sendiri dan elektrikal. Saat level tertenu clucth gagal bekerja begitu selip dia gosong dan rontok. Karena cara berkendara yang tidak pas," katanya.
Baca juga: Lexus RZ Raih Bintang Lima Tes Tabrak Euro NCAP
Hermas mengatakan banyak pengemudi yang menggantung oedal gas saat tanjakan.
Hal tersebut bakal cepat merusak transmisi matik, sebab transmisi dipaksa bergerak dalam kondisi bobot dan gerak mobil yang mengarah ke belakang.
"Tekanan oli transmisi yang dihasilkan jadi lebih besar untuk mengimbangi kekuatannya. Oli transmisi jadi cepat panas akhirnya overheat dan transmisi nge-loss," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.