JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan bakal terus dorong percepatan ekosistem kendaraan bermotor listrik di dalam negeri sebagai upaya mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang.
Seiring dengan itu, sejumlah kebijakan yang menjadi pedoman para pelaku industri sudah diterbitkan mulai dari Perpres 55/2019 sampai turunannya seperti Inpres 7/2022 tentang penggunaan kendaraan listrik di wilayah pemerintahan.
Atas langkah strategis tersebut, Direktur Jenderal Direktorat Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Eko S. A. Cahyanto menyebut saat ini sudah ada lebih dari 15 perusahaan otomotif yang berkomitmen di dalam negeri dengan nilai investasi Rp 3 triliun.
Baca juga: Masih Beroperasi, Ini 3 Jalan Tol Tertua di Indonesia
"Permintaan global atas kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) sudah mencapai 5 juta unit. Angka itu akan terus bertambah sehingga kita perlu mengakselerasi percepatan untuk transisi ke sana karena tentunya kebutuhan baterai juga bakal meningkat," kata dia dalam acara Indonesia Suistainbility Forum di Park Hyatt, Jakarta, Kamis (7/9/2023).
"Kini kita memiliki lebih dari 15 perusahaan otomotif yang mendorong ekosistem EV dengan total investasi mencapai lebih dari 200 miliar dollar AS (Rp 3,2 triliun)," tambahnya.
Percepatan pembentukan ekosistem kendaraan listrik ini juga, kata Eko, sebagai salah satu upaya supaya Indonesia tidak lagi ketinggalan.
Sehingga di masa mendatang, Tanah Air mampu berbicara banyak mengenai kendaraan ini maupun terkait penggunaan energi baru terbarukan untuk menekan polusi udara global.
Baca juga: Begini Cara Mengurus STNK yang Hilang
"Kendaraan listrik adalah sesuatu yang kita dambakan saat ini, jadi kita menciptakan lingkungan yang sangat baik dan nyaman bagi kendaraan listrik. Pada saat bersamaan kita juga mempertimbangkan situasinya secara global," ucap Eko.
"Dalam konteks global karena pasar membutuhkan teknologi energi baru terkait dan pasar menyadari adanya perubahan iklim yang berlangsung, kita harus mempertimbangkan juga pengembangan industri yang telah kita lakukan selama bertahun-tahun (ICE)," katanya.
"Bagaimana kita mengembangkan industri teknologi baru ini kami sudah memiliki beberapa rencana sehingga transisinya juga berjalan secara lancar. Hal tersebut merupakan salah satu tantangan kita," ucap Eko lagi.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto menyatakan bahwa pembentukan ekosistem kendaraan listrik memang diperlukan di Indonesia karena adanya tuntutan global dan mencapai komitmen Indonesia soal NZE.
Baca juga: Iring-iringan Mobil Pengawal Wapres AS, Pakai Chevrolet Suburban
Tetapi untuk menuju ke sana diperlukan suatu transisi untuk mengurangi gejolak pasar dan industri atau manufaktur.
"Dalam pemahaman kami, kendaraan energi baru terbarukan ialah teknologi maju yang bisa mengurangi konsumsi bahan bakar fosil hingga menggantikannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh karena itu strategi kami multi pathway," kata Nandi.
"Kami mempersiapkan agar stiap pihak bisa berpartisipasi terhadap kendaraan yang ramah lingkungan. Sejak kita kenalkan Kijang Innova Zenix Hybrid, kita sudah produksi sampai 20.000 unit dan kita akan kembangkan model hybrid lainnya supaya semakin banyak yang ikut mengurangi emisi dari kendaraan menuju NZE," tambah dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.