Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ban Mobil Dipersiapkan Sangat Kuat, Mengapa Masih Bisa Pecah?

Kompas.com - 01/08/2023, 18:31 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini, terjadi kecelakaan yang menimpa aktor Jordi Onsu. Mobil yang ditumpanginya mengalami pecah ban saat di jalan tol. Masih banyak orang yang belum paham mengapa ban mobil bisa pecah.

Jordi menyebutkan bahwa mobilnya mengalami pecah ban sekaligus tiga ban. Beruntung mobil tidak sampai terguling dan hanya melintir hingga bagian samping tertabrak pembatas jalan.

Menurut Zulpata Zainal, Proving Ground On Vehicle Test Manager PT Gajah Tunggal Tbk, ban yang pecah terlebih dulu adalah ban belakang.

Baca juga: Kecelakaan Jordi Onsu karena Pecah Ban Mobil di Tol, Begini Cara Antisipasinya

"Lalu, oleng dan membentur pembatas jalan yang mengakibatkan dua ban lagi pecah karena benturan. Kalau pecah ban belakang memang lebih sulit dikendalikan dibanding pecah ban depan," ujar Zulpata, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.

Ban mobil GT Radial Savero AT ProKompas.com/Donny Ban mobil GT Radial Savero AT Pro

Menurutnya, jika reaksi pengendara salah ketika pecah ban belakang, karena refleks, menginjak pedal rem secara kuat, kendaraan kemungkinan akan lebih tidak stabil, lebih oleng atau bahan terpelintir.

"Untuk ban, seperti yang sering kami informasikan, ban itu sangat kuat sekali. Pabrikan sudah membuat ban kendaraan yang sangat kuat. Konstruksinya dari beberapa material yang kuat dan telah dilakukan uji coba di laboratorium maupun langsung di kendaraan," kata Zulpata.

Zulpata menambahkan, di laboratorium GT Radial, ada pengujian Endurance. Ban dipasang di pelek lalu diputar di mesin drum khusus. Sehingga, disimulasikan seperti jalan di jalanan biasa. Bahkan, sampai 1,6 kali lipat seperti di jalanan biasa.

Baca juga: Masih Sering Terjadi, Kenali Faktor Penyebab Ban Mobil Pecah

"Ditambah beban yang disesuaikan dengan load index yang tertera pada ban. Lalu, ban ditekan di mesin drum, diputar sampai sesuai dengan standar yang berlaku. Proses ini memakan waktu berhari-hari, sampai memenuhi standar atau sampai ban mengalami kerusakan," ujarnya.

Produk ban terbaru dari GT Radial, Savero khusus untuk SUV.Jules Rimet Produk ban terbaru dari GT Radial, Savero khusus untuk SUV.

Selain itu, dilakukan juga serangkaian tes lainnya, seperti high speed test. Dalam tes ini, ban dipasang di pelek, lalu ditekan di mesin drum yang berputar sampai kecepatan puncak sesuai standar ban atau bahkan lebih.

"Misalnya, ban dengan speed index H, akan diputar minimal sampai kecepatan 210 kilometer per jam, sampai mengalami kerusakan atau masalah. Proses ini juga memerlukan waktu beberapa hari," kata Zulpata.

"Test yang lain adalah bead unseating, bagian bead pada ban yang sudah dipasang di pelek, akan ditekan ke samping dengan tekanan yang besar, ban sampai terlepas dari bibir pelek, ini untuk antisipasi kalau terjadi manuver tiba-tiba di jalanan dengan kecepatan tinggi," ujar Zulpata.

Ilustrasi pecah ban mobiltsikot.com Ilustrasi pecah ban mobil

Kemudian, ada juga tes tusukan di telapak ban atau istilahnya pluger energy test. Lalu, tes kebocoran, dan masih ada tes yang lainnya.

Kemudian, ban dipasang pada kendaraan, dites untuk kebisingan, kenyamanan, stabilitas di jalan kering dan basah, pengereman jalan kering dan basah.

"Bahkan, di GT Proving Ground dilakukan juga tes hydro planning atau aqua planning, serta tes benturan terhadap benda keras, seperti concrete, besi, kayu, dan seterusnya," ujarnya.

PT Gajah Tunggal Tbk selaku produsen ban GT Radial, yang kembali menghadirkan produk ban penumpang ramah lingkungan generasi terbaru yang telah lulus ECE-Noise (R117-2). GT Radial PT Gajah Tunggal Tbk selaku produsen ban GT Radial, yang kembali menghadirkan produk ban penumpang ramah lingkungan generasi terbaru yang telah lulus ECE-Noise (R117-2).

Lalu, mengapa ban mobil masih bisa pecah? Menurut Zulpata, ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebabnya.

"Tekanan udara yang tidak sesuai dengan yang direkomendasikan pabrikan kendaraan. Apalagi jika di bawah standarnya, ban akan mengalami defleksi hebat, terutama di bagian samping ban," kata Zulpata.

"Untuk waktu yang lama, jika didiamkan atau tidak disesuaikan dengan tekanan standar, ban akan mengalami kerusakan, terutama bagian samping ban, pada bagian tersebut akan terjadi kerusakan, karet dinding ban meleleh karena panas," kata Zulpata.

Ilustrasi tambah tekanan udara pada ban mobilKOMPAS.com/STANLY RAVEL Ilustrasi tambah tekanan udara pada ban mobil

"Pada kejadian parahnya bisa saja ban pecah, atau hal lainnya, sebelum masuk tol, ban sudah tertusuk benda tajam, namun tidak disadari pengemudi. Seiring berkendara di tol, tentu dengan kecepatan relatif agak tinggi atau tinggi, karena tertusuk benda tajam, tekanan udara ban akan berkurang yang akhirnya bagian dinding ban terjadi seperti penjelasan di atas.

Zulpata menambahkan, hHal lainnya bisa saja sewaktu berkendara, kendaraan membentur benda keras atau masuk lubang. Ditambah tekanan ban yang di bawah standar, akan berakibat kerusakan pada ban atau malah pecah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau