Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Klakson Telolet Bus, Jadi Hiburan tapi Berbahaya

Kompas.com - 28/07/2023, 15:41 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com - Fenomena klakson telolet bus sedang ramai mewarnai tren otomotif di Indonesia. Tren tersebut kian berkembang dengan lantunan nada yang lebih beragam seperti klakson basuri.

Biasanya akan ada rombongan penggemar bus yang dengan sengaja menantikan sopir untuk membunyikan klakson basuri, dan mayoritas masih anak kecil.

Baca juga: Catat, Sepeda Listrik Tidak Boleh Digunakan di Jalan Umum

Ganjar, salah satu kernet bus AKAP dari PO Best Premium mengatakan, menyenangkan dapat menghibur banyak anak kecil dengan klakson telolet.

Bahkan sampai ada anak kecil yang gembira saat main ke pool bus atau titik-titik pemberhentian bus hanya untuk mendengar klakson telolet.

Hanya saja pada saat anak kecil terlalu dekat dengan jalan menimbulkan kecemasan lantaran berbahaya.

"Bus itu ukurannya besar, kalau terlalu dihalangi akan sangat berbahaya bagi anak tersebut. Makanya kalau ada gerombolan anak kecil biasanya saya akan bantu sopir untuk meminta anak-anak tersebut minggir dan tidak terlalu dekat dengan bus. Kalau anak-anak itu terlalu dekat bus dan tidak terlihat oleh sopir takut terserempet," kata Ganjar kepada Kompas.com di Terminal Bus Lebak Bulus, Jumat (28/7/2023).

Baca juga: Naik Sepeda Listrik di Jalan Raya Bisa Ditilang dan Disita

Menurut Ganjar, fanatik boleh tapi harus ingat keselamatan juga. Agar lebih aman, sebaiknya saat menantikan klakson bus jaraknya jangan terlalu dekat dengan bus, terutama saat bus sedang melaju.

"Kami suka menghibur dengan bunyi telolet, namun sebaiknya saat menantikan bus jangan terlalu dekat demi keselamatan bersama," kata Ganjar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Alasan Hasan Nasbi Mundur dari Kepala PCO, Terkait Polemik Kepala Babi?
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau