Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Ban Tubeless Robek pada Motor Pakai Ban Dalam

Kompas.com - 18/07/2023, 10:02 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Ranjau paku kembali ramai ditemukan di jalanan Jakarta. Salah satu ranjau paku yang paling sering ditemukan ialah jenis ranjau paku yang terbuat dari jari-jari payung.

Ranjau paku ruji payung berbeda dengan paku tembok biasa. Ranjaunya dibuat dari jari-jari payung bekas yang kemudian dipotong dengan ukuran tertentu dan ditebar di ruas-ruas jalan protokol.

Baca juga: Dua Varian SUV Baru Chery Siap Meluncur di GIIAS 2023

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Jakarta Terkini (@jakarta.terkini)

Dodiyanto, Senior Brand Executive & Product Development PT Gajah Tunggal Tbk, produsen ban IRC mengatakan, ranjau jari-jari payung memang berbahaya karena tak cuma membuat ban bocor tapi bisa membuat robek.

Dodi mengatakan jika ban sudah robek terlalu besar baik itu ban tipe tube atau ban tubeless maka sebaiknya ganti. Namun, saat ini pihaknya tidak ada rekomendasi khusus berapa besar ban robek untuk ganti baru.

"Saya menemukan pengguna ban yang robek itu (ban tubeless) jadi pakai ban dalam. Misal dia baru beli sebulan atau dua bulan, kembangannya kan masih bagus tapi kena paku jadi robek. Ya sudah dia pakai ban dalam saja," ujar Dodi kepada Kompas.com, Senin (18/7/2023).

Baca juga: Pengembangan Winglet Bikin Pabrikan Jepang Terpuruk di MotoGP

Ranjau paku hasil penyisiran Sat Lantas Polres Karawang di Jalan Lingkar Luar Karawang, Sabtu (15/4/2023).KOMPAS.COM/FARIDA Ranjau paku hasil penyisiran Sat Lantas Polres Karawang di Jalan Lingkar Luar Karawang, Sabtu (15/4/2023).

"Kami memang tidak merekomendasikan hal itu ya (ban tubeless tapi pakai ban dalam). Tapi itu yang ada di masyarakat," kata Dodi.

Dodi panggilannya mengatakan, jika ban sudah robek maka sulit ditambal bahkan untuk ban tubeless sekalipun. Sebab fungsi menambal ialah menutup lapisan ban yang terkena luka tusuk kecil bukan robek.

"Banyak beredar saat ini bentuk tambalannya buat yang kecil yang (lubangnya) bentuknya seperti cacing itu kan jadi dicolok. Kalau dimensi besar itu dikhawatirkan tambalan tidak sempurna jadi seperti bocor halus, atau nanti terlepas lagi," kata dia.

Baca juga: PO Gumarang Jaya Buka Divisi Bus Pariwisata Bernama Vido Trans Nusa

Tambal ban tubeless model tip topDicky Aditya Wijaya Tambal ban tubeless model tip top

Dodi mengatakan, selain ban bisa bocor halus atau tambalan mengelupas, yang paling parah lama-kelamaan membuat ban jadi benjol atau sering disebut ban bunting.

"Sering kemudian timbul ban melendung atau ban bunting. Itu karena begitu dia (paku) masuk ke dalam kan robek dalamnya. Ada celah untuk angin atau air terjebak di situ. Ketika dipompa waktu ada udara atau air jadi melembung," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau