SEMARANG, KOMPAS.com - Karoseri Laksana menjadi salah satu pembuat bodi bus yang terus berinovasi. Salah satu yang paling jadi perhatian adalah mengenai keselamatan.
Sejak beberapa tahun terakhir, Laksana selalu hadir dengan menawarkan bus yang lolos berbagai uji keselamatan berstandar Eropa.
Untuk kali ini, redaksi dapat kesempatan menyaksikan demonstrasi langsung tes keselamatan baru yang dilakukan Laksana, yakni UN ECE R29, atau uji kekuatan rangka depan saat terjadi tabrakan.
Baca juga: Bocoran PO Mahendra Transport Bakal Punya Bus Baru, Bukan Bus Seken Lagi
Penambahan standar ini mengacu ke angka kecelakaan tabrak depan kendaraan yang tinggi dan membuat pengemudi dan kernet bus tewas.
Melanjutkan komitmen Laksana menjadi pionir keselamatan berkendara, maka fitur keselamatan bus saat menghadapi benturan dari depan jadi standar baru bus-bus Laksana.
Melalui demonstrasi benturkan bagian depan struktur kendaraan bus, Laksana menunjukkan kekokohan bus dalam menjamin keselamatan pengemudi dan penumpang dari Bus.
Stefan Arman, Technical Director Laksana mengatakan, Laksana terus berusaha memberikan fitur termutakhir pada produknya selama hampir lima dekade.
Tujuannya tentu sebagai komitmen keselamatan berkendara yang membuat konsumen nyaman dan memberi rasa aman juga untuk seluruh awak di bus.
Baca juga: Saat Toyota Kijang Lawas Menolak Tua dengan Gaya Kartun
"Melihat kebutuhan bagi keselamatan angkutan jalan, kami berusaha hadir dengan meminimalisir benturan yang diperoleh jika akan terjadi tabrakan terutama pada bagian depan bus sesuai dengan ketentuan UN ECE R29,” ucap Stefan ketika demonstrasi langsung pengujian benturan bagian depan pada struktur kendaraan bus, di Karoseri Laksana, Ungaran, Semarang, Kamis (6/7/2023).
UN ECE R29 ini sendiri merupakan yang pertama hadir di Indonesia diantara perusahaan Karoseri. Fitur ini berguna untuk mengatur kekuatan kabin bagian depan guna memastikan tersedianya survival space bagi pengemudi saat terjadi tabrak depan.
Dengan demikian, saat terjadi tabrak depan pengemudi masih bisa keluar karena tidak terhimpit setir maupun rangka. Begitu juga diusahakan bagian pintu depan tetap bisa dibuka agar memudahkan evakuasi penumpang.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono, memberikan apresiasi atas inovasi dan pembaruan yang dilakukan oleh Laksana terutama atas komitmen penuh memastikan keselamatan dan keamanan bagi penumpang dan pengemudi.
“Inovasi serta improvement yang diusung ini menjadikan Laksana role model bagi perusahaan karoseri lain di Tanah Air. Semoga dengan ini karoseri lain turut mengikuti standar kendaraan yang dikembangkan oleh Laksana untuk menciptakan transportasi yang aman dan nyaman bagi masyarakat,” ucap Soerjanto.
Sebelumnya, Laksana Bus telah mengantongi standar keamanan berkendara bus Eropa dengan menerapkan beberapa regulasi, seperti R66 yaitu standar uji guling bus dan R80 yang merupakan standar internasional dari Eropa untuk menguji kekuatan kursi dan dudukannya untuk kendaraan penumpang.
Lalu R107 di mana kendaraan harus memiliki kestabilan saat dimiringkan dengan sudut minimal 28 derajat tanpa terguling, dan R93 yang dinamakan Front Under-run Protection Device (FUDP), di mana material tersebut dapat menahan beban hingga 160KN.
“Melalui uji coba ini, kami berharap Laksana dapat terus mengembangkan kendaraan yang aman untuk keselamatan seluruh penumpang, kernet, maupun sopir bus, sehingga perjalanan dapat dilakukan semaksimal dan senyaman mungkin. Upaya ini juga bertujuan untuk mendukung industri transportasi Indonesia agar semakin maju dari waktu ke waktu," kata Stefan.
Demonstrasi dilakukan dengan menghantam rangka depan kendaraan dengan pendulum baja tebal seberat 1,5 ton, melalui energi impak sebesar 55 Kj (Kilo Joule) dan kecepatan impak sebesar 8,56 m/s (31 km/jam).
Untuk syarat kelulusan pengujian ini, area keselamatan pengemudi harus terlindungi yang nantinya akan dibuktikan dengan memperlihatkan dummy yang tidak menyentuh struktur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.