BOGOR, KOMPAS.com – Menjadi sopir bus, terutama untuk layanan antarkota antarprovinsi (AKAP) tidak mudah. Sopir bus harus mengendarai kendaraan dengan harga fantastis milik perusahaan untuk melintasi berbagai medan dan kondisi jalan.
Sopir bus harus menempuh jarak yang panjang untuk mengantar penumpang ke tujuan dengan selamat.
Apalagi, bus yang menyeberangi pulau menggunakan kapal feri juga harus bisa terparkir dengan tepa.
Baca juga: Ducati Bicara Nasib Morbidelli, Bisa Masuk Gresini
Andry salah satu sopir bus AKAP dari PO Gunung Harta Transport Solutions (GHTS), mengatakan, memarkirkan bus saat hendak masuk kapal feri bukanlah perkara mudah.
“Tidak semua sopir bus bisa memarkirkan kendaraan di kapal. Tapi itu akan jadi nilai tambah. Meski terlihat mudah, memarkirkan bus di kapal berbeda dengan memarkirkan di darat. Bila cuaca sedang buruk, gelombang ombak sedang pasang, maka akan jadi lebih menantang,” kata Andry kepada Kompas.com saat ditemui di pool bus PO Gunung Harta cabang Bubulak Bogor, Sabtu (1/7/2023).
Sehingga, bila ada gelombang besar di laut, sangat riskan untuk bergeser dan mengenai kendaraan di sampingnya.
Baca juga: Kecelakaan Fatal Bus Tabrak Truk Akibat Lampu Belakang Mati
Selain itu, pada saat bus keluar masuk kapal juga membutuhkan teknik yang khusus. Jika sampai salah langkah, bus justru akan membahayakan banyak nyawa.
“Pada saat masuk dan keluar kapal, bila ada badai atau ombak di laut, bus akan sulit untuk melintasi jembatan penyambung bus dan dermaga pelabuhan. Jembatan akan mudah goyang mengikuti ombak sehingga bus mudah oleng. Maka dari itu, sopir bus harus punya teknik yang tepat dan tidak cepat panik,” kata Andry.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.