JAKARTA, KOMPAS.com - Toyota Kijang Kapsul lansiran 1997-2004 dianggap sebagai salah satu mobil tua yang ‘ramah’ pengguna. Dikatakan demikian karena perawatannya terbilang minim dan tidak manja.
Walaupun minim perawatan, bukan berarti Kijang Kapsul kebal dari segala bentuk kerusakan dan tanpa kekurangan. Ada beberapa faktor yang dianggap sebagai kelemahan dari motuba ini.
Tri Hari Setiawan, Anggota Senior sekaligus teknisi Kijang Kapsul Community Indonesia (KKCI) Jakarta menjelaskan, sedikitnya ada 2 kendala utama yang pasti dialami oleh para pemilik kijang kapsul.
“Jarang sekali dijumpai Kijang Kapsul yang kondisinya perfect 100 persen, apalagi yang tahun 1999 ke-bawah. Pasti ada kendalanya,” ucapnya kepada Kompas.com di Jakarta, Minggu (25/6/2023).
Baca juga: Tips Membeli Kijang Kapsul Bekas Berkualitas, Periksa 2 Bagian Ini
1. Boros Konsumsi BBM
Kendala pertama yang pastinya dirasakan oleh pemilik Kijang Kapsul adalah konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang luar biasa boros.
Berdasarkan pengalaman Ari, rata-rata konsumsi BBM Kijang Kapsul adalah 1 liter banding 8 kilometer untuk pemakaian dalam kota.
“Mungkin bisa 1 liter banding 10 kilometer untuk pemakaian luar kota, tergantung mobilnya juga sebenarnya. Tapi jarang yang angkanya (konsumsi BBM) di atas itu,” ucap dia.
Menurutnya hal itu dinilai wajar saja, mengingat status Kijang Kapsul sebagai motuba yang masih mengandalkan teknologi mesin yang sudah tua.
Baca juga: Impor Mobil Naik di Mei 2023, Toyota Terbanyak
2. Karat di lapisan dalam.
Hal ini dianggap sebagai bencana oleh hampir semua pemilik Kijang Kapsul. Berbeda dengan karat luar pada umumnya, karat di bagian dalam tidak nampak dan tertutup oleh lapisan cat.
Boleh jadi, pengguna tidak sadar jika mobilnya memiliki karat dan mulai keropos. Tanda-tanda awalnya bisa dijumpai dari bagian-bagian tertentu pada bodi yang nampak bergelembung.
“Pas dipegang, kerasa banget bagian dalamnya sudah remuk kayak rempeyek. Ini bahaya sekali dan sayangnya agak sulit ditangani,” kata Ari.
Menurut dia, satu-satunya langkah penanganan yang bisa dilakukan adalah dengan cara memberi dempul dan melakukan cat ulang pada bodi yang terdampak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.