Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sembarangan Pilih Air Radiator untuk Mobil

Kompas.com - 19/05/2023, 11:12 WIB
Aditya Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Konsumen harus tahu informasi mengenai air radiator yang tepat untuk mobil, apalagi Indonesia merupakan negara tropis. Demi menjaga suhu mesin stabil, maka pemilihan radiator coolant tidak boleh sembarangan.

Sebab cairan ini akan ikut bekerja untuk menjaga suhu mesin dalam kondisi stabil. Perannya sebagai media yang akan mengalirkan suhu panas mesin mobil ke udara luar atau disebut juga dengan transfer heat.

Tidak lain karena radiator berperan untuk menjaga agar suhu mesin tetap stabil dengan dibantu oleh kipas mesin agar tidak terjadi panas berlebih alias overheat. Lantas, apakah boleh menggunakan air biasa?

Baca juga: Jangan Gegabah Saat Buka Tutup Radiator Mesin Mobil yang Overheat

Dhany Ekasaputra, Manager Promosi PT Autochem Industry menjelaskan, pada dasarnya air memang memiliki transfer heat terbaik dalam menghantarkan panas. Namun jika pemilik kendaraan hanya menggunakan air keran atau mineral, tentu akan berpotensi terjadi korosi (karat) pada sistem pendinginan mesin.

"Jadi disarankan untuk menggunakan radiator coolant yang memiliki aditif anti karat dan kandungan glycol di dalamnya,” ujar Dhany dalam keterangan resmi, Jumat (29/5/2023).

Master Radiator Coolantist Master Radiator Coolant

Dhany menambahkan, kandungan glycol pun perlu diracik dengan tepat lantaran Indonesia merupakan negara tropis. Karena karakter dari glycol adalah menyimpan panas sehingga perannya sangat dibutuhkan untuk negara-negara empat musim agar tidak membeku.

Akan tetapi glycol juga dapat meningkatkan titik didih, meski tidak seberapa. Sebagai contoh, jika ada konsentrat glycol sebanyak 50 persen saja hanya akan sanggup meningkatkan titik didih hingga 105,9 derajat Celcius pada tekanan 1 ATM.

Satu hal yang sulit ditemui di pasaran jika produk radiator coolant menyodorkan klaim memiliki titik didih hingga di atas 120 derajat Celcius. Dipastikan itu diakibatkan dari penggunaan tutup radiator yang mampu menahan hingga 1.7 Bar (ATM).

Menurut dia, seperti yang terdapat pada produk MASTER Radiator Coolant, diklaim telah dirancang untuk iklim tropis karena memiliki titik didih yang lebih tinggi dari air murni namun transfer heat tetap optimal.

Selain itu produk radiator coolant tersebut juga sudah diberi aditif untuk mereduksi potensi munculnya karat pada radiator. Karena karat akan berpeluang mengurangi kemampuan radiator dalam melepas panas berlebihan saat mesin bekerja.

Korosi memang masalah laten di radiator, dan komponen lain yang terkait dengan proses
pengendalian suhu mesin. Terlebih bagi mobil yang berada di wilayah tropis dengan
kelembababn tinggi seperti Indonesia.

”Dari sejak tahap awal berupa bahan baku kami selalu memilih materi dasar yang terbaik, termasuk MASTER Radiator Coolant yang memakai air khusus. Kandungannya bisa menjaga PH (Potential Hydrogen) dalam kondisi basa (asam) agar efektif menekan terbentukan karat," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau