Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penanganan Pertama Saat Mesin Mobil Overheat di Perjalanan

Kompas.com - 28/04/2023, 14:12 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Perjalanan jauh menggunakan mobil memang membutuhkan kesiapan yang matang. Termasuk pengetahuan dalam menangani masalah-masalah di jalan seperti mesin overheat.

Dengan berbekal pengetahuan maka pengguna mobil akan lebih siap dan tidak panik dalam mengambil keputusan. Terlebih lagi mobil yang mengalami overheat yang membutuhkan penangan tepat, agar komponen mesin bisa terselamatkan.

Lantas, bagaimana penanganan tepat mobil yang mengalami overheat dalam perjalanan?

Baca juga: Ketahui Gejala Kopling Mobil Bermasalah Usai Dipakai Mudik Lebaran

Foto stok: Mudik Pelabuhan Merak.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Foto stok: Mudik Pelabuhan Merak.

Foreman Nissan Bintaro Ibrohim mengatakan penanganan mobil yang mengalami overheat bisa beragam, tergantung tingkat kenaikan suhunya.

“Jika kenaikan suhu mesin masih dalam batas wajar 100 derajat celcius atau hampir setengah dari jarum indikator suhu, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan, tapi kalau sudah melebihi batasnya maka sebaiknya jangan dipaksakan,” ucap Ibrohim kepada Kompas.com, Jumat (28/4/2023).

Ibrohim mengimbau pengemudi untuk tidak memaksakan mesin tetap bekerja bila suhu sampai 104 derajat celcius atau setengah, karena itu bisa menyebabkan kerusakan yang pada mesin.

Baca juga: Perawatan Mobil Usai Dipakai Mudik, Jangan Lupa Rotasi Ban

Waka Polda Jabar Brigjen Pol Bariza mengungkapkan puncak arus mudik di jalur Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat sudah mencapai puncaknya pada H-3 atau Rabu (20/4/2023)KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Waka Polda Jabar Brigjen Pol Bariza mengungkapkan puncak arus mudik di jalur Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat sudah mencapai puncaknya pada H-3 atau Rabu (20/4/2023)

Menurut Ibrohim, sebaiknya pengemudi mematikan semua beban mesin seperti lampu, AC, dan sebagainya, namun pastikan mesin tidak langsung berhenti bekerja agar sistem pendingin masih tetap berjalan.

“Berhentilah di tempat yang rata, siram radiator dengan air bila perlu, biarkan motor fan atau kipas radiator beroperasi sampai mati dengan sendirinya, baru boleh dilanjutkan perjalanan,” ucap Ibrohim.

Jika tidak ada masalah, sistem pendingin mesin akan tetap mempercepat pendinginan karena kipas yang masih berputar, menurut Ibrohim. Sedangkan bila kenaikan suhu sampai membuat kerusakan pada sistem pendingin, maka mesin bisa dimatikan.

Baca juga: Catat Komponen Mobil yang Wajib Dicek Usai Mudik

Seperti misal radiator mengalami pecah, kipas radiator tidak berputar, air radiator habis dan sebagaiya maka dipastikan suhu akan naik lebih ekstrem hingga menyentuh level penuh.

“Usahakan sebelum suhu mesin mengalami kenaikan yang ekstrem kendaraan sudah diberhentikan atau menepi, itu jauh lebih aman daripada memaksakan mesin tetap bekerja pada suhu yang tinggi,” ucap Ibrohim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau