JAKARTA, KOMPAS.com - Marak terjadi pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh pengendara roda dua membuat sejumlah pihak geram. Karena selain memberikan contoh yang buruk, perilakunya juga dapat membahayakan orang lain.
Seperti kebut-kebutan di jalan raya, melawan arus, hingga menerobos lampu merah kerap dilakukan oleh pengguna jalan, khususnya sepeda motor. Tidak hanya dilakukan oleh oknum masyarakat sipil, wisatawan asing juga kerap didapati arogan dalam berkendara di jalan raya.
Menyikapi peristiwa tersebut, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, perlu evaluasi pada sistem penerbitan SIM karena banyak sekali kasus pelanggaran lalu lintas yang membahayakan.
Baca juga: Berkendara Sambil Merokok Termasuk Pelanggaran Serius
“Tidak sedikit pengendara terang-terangan melanggar, padahal rambu-rambu sudah jelas, pengendara motor khususnya sering terlihat melawan arah itu kan fatal,” ucap Sony kepada Kompas.com, Selasa (14/3/2023).
Dia mengatakan dalam pembuatan SIM seharusnya bukan hanya aspek kemampuan mengendalikan kendaraan saja yang diutamakan, tapi ada aspek penting lain yang harus juga diutamakan.
“Kompetensi berkendara ada hard skill dan soft skill, soft skill ini masih terlihat lemah pada masyarakat,” ucap Sony.
Baca juga: Turis Asing Harus Sadar Aturan, Etika dan Adab Berkendara
Menurut Sony parameter tingkat kecelakaan dan pelanggaran yang sudah tidak bisa ditoleransi lagi itu bisa ditanggulangi dengan langkah memperketat pembuatan SIM.
“Untuk menekan angka kecelakan ada dua hal yang urgen dilakukan, pertama perketat pemohon SIM lewat metode asesmen yang dilakukan oleh polisi meliputi teori, praktik di ruang tertutup, maupun ada asesor independen di jalan raya,” ucap Sony.
Dia mengatakan perlu adanya perbaikan di sektor hulu terkait sikap masyarakat yang tidak patuh dalam berlalu lintas ini.
Baca juga: Tanggapan Pemilik Rental Soal Larangan Turis Asing Sewa Motor di Bali
“Yang punya data, metode dan sistem adalah teman-teman polisi, baik kecelakaan dan rumusnya, jika mau mendapatkan hasil akhir yang baik, berupa tertibnya pengendara, maka hulunya harus benar dulu,” ucap Sony.
Selanjutnya, Sony juga mengatakan perlu penegakan hukum yang lebih tegas bagi para pelanggar aturan lalu lintas.
“Polisi harus kuat dan tegas di jalan umum agar bisa menindak tegas pengendara yang melakukan pelanggaran di jalan raya,” ucap Sony.
Jadi, ada dua metode yang dapat menekan angka pelanggran dan kecelakaan di jalan raya menurut Sony, yaitu perbaikian proses pembuatan SIM dan penegakkan hukum di jalan yang harus lebih tegas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.