JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi bus ngeblong sudah menjadi pemandangan yang sering terjadi, apalagi di daerah jalur Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa.
Biasanya, bus mengambil jalur berlawanan yang kosong untuk melewati macet yang ada di depannya, jadi dirasa bisa sampai lebih cepat.
Tidak sedikit pengguna jalan lain yang jengkel dengan kelakuan pengemudi bus yang ngeblong. Sering terlihat sopir truk yang menghalangi sampai ada juga pengendara motor yang mengeluarkan emosinya dengan menahan laju bus.
Menanggapi aksi sopir bus yang ngeblong, Training Director The Real Driving Centre Marcell Kurniawan menjelaskan, edukasi sangat wajib dilakukan, terutama saat awal atau sebelum mengajukan SIM dan saat perpanjangan SIM.
Baca juga: Karoseri Adiputro Luncurkan Bus Semi Sleeper untuk PO Pandawa 87
View this post on Instagram
"Setelah edukasi, kepolisian perlu untuk melakukan penegakan hukum (gakum) dengan ketat," ucap Marcell kepada Kompas.com, Jumat (10/3/2023).
Marcell menjelaskan, edukasi hanya memberikan impuls bagaimana seseorang memiliki pola pikir, suasana batin, dan motivasi yang positif saat mengemudi. Oleh karena itu, edukasi tidak dapat berdiri sendiri, harus ada gakum yang ketat sehingga masyarakat juga dipaksa hntuk melaksanakan.
"Bila secata terus-menerus satu tindakan positif dilakukan, maka akan menjadi kebiasaan dan akhirnya jadi karakter," kata Marcell.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Mengecas Ponsel di Mobil Bikin Aki Mobil Soak?
Soal gakum, menurut Marcell wacana sistem poin harus segera dilaksanakan. Agar pengemudi bisa lebih bertanggung jawab saat ada di jalanan.
"Merit poin sistem perlu segera dilaksanakan agar para pelanggar bisa lebih bertanggung jawab bila konsekuensi pelanggaran hukum dan aturan lalu lintas besar dan memberatkan," kata Marcell.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.