Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Muasal Pemerintah Naikkan Harga LCGC

Kompas.com - 04/03/2023, 16:22 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah RI melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berencana menyesuaikan acuan harga atau celling price Low Cost Green Car (LCGC) sekitar lima persen dalam waktu dekat.

Keputusan tersebut seiring dengan adanya peningkatan biaya produksi, material atau bahan baku, inflasi, dan sebagainya. Sehingga LCGC terap bersaing dan juga relevan untuk masyarakat dan industri yang bersangkutan.

Demikian dikatakan oleh Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin RI Taufiek Bawazier dalam The 4th Automotive Indonesia-Japan.

Baca juga: Masih Banyak yang Belum Paham, Ini Bedanya MotoGP dan WorldSBK

Komparasi LCGC antara Toyota Agya dan Daihatsu AylaKOMPAS.com/DIO DANANJAYA Komparasi LCGC antara Toyota Agya dan Daihatsu Ayla

“Pemerintah memahami bahwa ada peningkatan cost of production pada produksi kendaraan LCGC, kenaikan bahan baku, serta biaya logistik yang mengakibatkan diperlukannya penyesuaian tersebut,” kata Taufiek dalam keterangan tertulis.

Menurutnya, penyesuaian terhadap harga LCGC dilakukan setelah Kemenperin mendapatkan masukkan dari industri terkait. Besaran angka penyesuaian sendiri tak boleh melebihi inflasi (sekitar 5,7 persen) sehingga tidak memberatkan masyarakat.

Adapun pemain LCGC sendiri saat ini ialah Toyota, Daihatsu, dan Honda. Seluruhnya, merupakan pabrikan otomotif asal Jepang.

Sehingga langkah tersebut juga sebagai upaya Kemenperin RI untuk mendorong kerja sama pengembangan industri otomotif dengan Jepang yang telah terjalin selama 50 tahun.

Baca juga: Kebiasaan Menaruh Kaki di Pedal Kopling, Bisa Bikin Transmisi Jebol

Ilustrasi jajaran produksi Daihatsu di segmen LCGC (Low Cost Green Car) atau mobil murah.DOK. ASTRA DAIHATSU MOTOR Ilustrasi jajaran produksi Daihatsu di segmen LCGC (Low Cost Green Car) atau mobil murah.

Dalam kesempatan sama, Kemenperin juga membentuk kerja sama Indonesia-Jepang dalam bidang elektrifikasi kendaraan dan bahan bakar Carbon Neutrality (CN), termasuk bio-fuel.

“Kerja sama tersebut salah satunya diwujudkan dengan menjalin dialog mengenai kebijakan industri otomotif, khususnya terkait upaya pengurangan emisi,” kata Taufiek.

Dalam kesempatan tersebut, Taufiek menjelaskan tentang tinjauan industri otomotif Indonesia serta strategi dan kebijakan pengembangan Electric Vehicle (EV) di Indonesia, mencakup roadmap pengembangan EV, ekosistem EV, dan investasi industri baterai di Indonesia.

“Sebagai salah satu negara dengan industri otomotif terbaik di dunia, kami percaya kerja sama dengan Jepang dapat mendukung upaya mencapai carbon neutrality,” ujar dia.

Baca juga: Daftar Harga BBM Pertamina, Shell, Vivo, dan BP Maret 2023

Direktur Jenderal Sekretariat Menteri Kebijakan Perdagangan (Biro Industri Manufaktur), Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang Mr. Fujimoto Takeshi yang hadir dalam kesempatan tersebut menjelaskan, kebijakan terbaru Jepang untuk CN mencakup promosi elektrifikasi, hidrogen, dan bahan bakar netral karbon.

Sedangkan Direktur Kebijakan Perdagangan Internasional Otomotif METI Mr. Hirofumi Oima menyebutkan, saat ini telah terjalin program kerja sama antara Indonesia dan Jepang di bidang elektrifikasi kendaraan dan bahan bakar CN termasuk bio-fuel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau