Dari sini kita tahu, penggunaan BBG secara matematis bakal mengurangi ongkos pembelian bahan bakar.
“BBG per 1 meter kubik itu harganya Rp 4.500, 1 meter kubik itu kalau dikonversi ke BBM setara dengan 1,1 liter,” ujar Masnila Trisna Utami, Area Head Sales & Operation Region I PT Gagas Energi Indonesia (PGN), kepada Kompas.com (21/2/2023).
Baca juga: Confero Bisa Lolos Pembatasan Pembelian Pertalite, Ini Kata Wuling
Masnila yang disapa Awi menjelaskan, penggunaan BBG bisa dilakukan melalui pemasangan converter kit. Dengan alat ini, nantinya mobil bisa memakai dua bahan bakar sekaligus yang bisa dipilih sesuai kondisi.
Jadi ketika cadangan gas terisi, mobil akan menggunakan BBG untuk melaju. Terdapat switch yang secara otomatis bekerja untuk berganti ke BBM, ketika gas sudah mulai habis.
Meski begitu, pengemudi juga bisa memilih untuk menggunakan BBM walaupun BBG masih ada, melalui switch manual.
Baca juga: Kijang Innova Zenix Hybrid Resmi Diekspor dari Karawang
Awi menambahkan, konsumsi penggunaan BBG secara teori mirip dengan penggunaan BBM. Karena perbandingan penggunaan BBG dan BBM adalah 1:1.
Sebagai ilustrasi, kapasitas tabung gas converter kit bisa menampung 16 liter. Artinya, untuk mengisi BBG sampai penuh hanya memakan biaya Rp 72.000. Sementara itu, bila diisi dengan Biosolar perlu Rp 108.800, dan butuh Rp 160.000 saat diisi Pertalite.
“Saat ini yang pakai kebanyakan fleet, seperti bus Transjakarta, taksi, dan bajaj. Jadi memang belum banyak yang tahu, kalau mobil bisa dipasang dual fuel," ucap Awi.
Baca juga: Esemka Klaim Bima EV dan 1.3 Sudah Terpesan Puluhan Unit di IIMS 2023
"Kalau konsumen pribadi memang masih jarang, kalau mobil-mobil operasional sudah banyak, mungkin masyarakat belum aware,” ujarnya
Namun salah satu kekurangan pemasangan converter kit ini adalah berkurangnya kapasitas angkut mobil. Sebab bagasi belakang harus tersita ruangnya buat tabung gas.
“Pemasangan prosesnya, karena harus membongkar melalui kerangka mesin, bisa 2-3 hari. Dan ini garansinya aman. Karena kalau lihat Transjakarta, taksi, dan Bajaj, belum pernah kejadian terbakar gara-gara gas,” kata dia.
Sebagai informasi, saat ini lokasi SPBG di Jabodetabek kabarnya ada 19 titik. Selain itu, SPBG juga tersebar sampai Sukabumi, Cilegon, Subang, Purwakarta, dan Bandung. Termasuk beberapa wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.