Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Bandung Semakin Macet karena Jumlah Kendaraan Hampir Sama dengan Populasi Penduduk

Kompas.com - 11/02/2023, 15:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabid Lalu Lintas dan Perlengkapan Jalan Dishub Kota Bandung Khairul Rijal ungkapkan penyebab utama lalu lintas di Kota Bandung sering macet, yaitu jumlah kendaraan nyaris sama dengan penduduk.

Menurutnya, saat ini jumlah penduduk di Bandung sebanyak 2,4 juta unit, sedangkan total populasi kendaraannya, ada 2,2 juta unit. Artinya hampir tiap satu orang di sana memiliki satu kendaraan bermotor.

"Volume kendaraan saat ini yang domisili Kota Bandung saja itu sudah 2,2 juta unit, dengan 1,7 juta motor dan mobil 500.000-an, nyaris satu banding satu dengan jumlah masyarakat," ucap Rijal belum lama ini.

Baca juga: Lokasi Putar Balik di Depan Gerbang Tol Karawaci Segera Ditutup

Volume kendaraan yang melintas di kawasan Nagreg dan Cileunyi Kabupaten Bandung Jawa Barat diklaim polisi telah mengalami penuruan yang signifikanKOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Volume kendaraan yang melintas di kawasan Nagreg dan Cileunyi Kabupaten Bandung Jawa Barat diklaim polisi telah mengalami penuruan yang signifikan

Lebih rinci, ia menjelaskan pergerakan volume kendaraan di Bandung lebih dominan pagi hari, yang bisa saja hampir mendekati 50.000 unit dalam tiga jam.

Salah satu takaran tingginya volume kendaraan di Bandung, kata Rijal, bisa dipantau dari pergerakan di persimpangan Kiaracondong-Soekarno Hatta.

Menurut dia ada banyak pemukiman di wilayah timur jadi warga mengandalkan Jalan Soekarno-Hatta menuju pusat kota.

Baca juga: Cara Mudah Mengenali Bengkel yang Tidak Curang

Kondisi ini semakin diperparah karena jumlah kendaraan terus bertambah setiap tahun sedangkan ruas jalan tidak naik signifikan. Oleh karena itu ia meminta masyarakat agar menggunakan transportasi publik supaya bisa mengurangi kemacetan.

"Kita pengguna kendaraan pribadi mengeluh macet, sementara itu kita lupa bahwa kemacetan itu disebabkan oleh kendaraan pribadi, jadi siapa penyumbang kemacetan, ya kita sendiri," ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com