JAKARTA, KOMPAS.com – Bepergian menggunakan layanan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) hingga saat ini masih menjadi pilihan masyarakat Indonesia.
Kendati layanan dan juga fasilitas dari tiap perusahaan otobus (PO) kini kian ditingkatkan, namun berkendara menggunakan transportasi publik tidak luput dari modus kejahatan oknum tidak bertanggung jawab.
Maka dari itu, agar tetap aman selama perjalanan, penumpang bus AKAP juga harus waspada terhadap situasi sekitar.
Baca juga: Perusahaan Ban Ini Terus Perluas Jaringan, Buka Outlet di Bali
Aksi copet di kabin bus hingga saat ini masih menjadi modus kejahatan yang masih kerap ditemui saat penumpang naik bus AKAP.
Arief, agen dari PO Murni Jaya di Depok mengatakan jika biasanya pencopet di dalam bus berpenampilan seperti penumpang pada umumnya sehingga sulit dibedakan.
Maka dari itu, jika awak kabin seperti sopir atau kernet sudah menyadari itu adalah copet, biasanya akan langsung memberikan kode agar penumpang bus sadar dan waspada.
“Biasanya, pertama itu memberikan kode seperti menyalakan lampu kabin atau lampu di dalam bus walaupun sedang dalam perjalanan,” kata Arief kepada Kompas.com, Jumat (13/1/2023).
Lampu tersebut akan menjadi sinyal salah satu penumpang kabin adalah seorang copet. Maka dari itu, sebaiknya penumpang segera mengamankan barang berharga dan jangan sampai lengah.
“Misalnya membawa mobil agak kencang zig zag supaya penumpang yang tertidur terbangun. Lalu menyalakan musik dengan kencang supaya penumpang tidak nyaman untuk tidur,” kata pria yang juga sesekali menjadi kernet di PO Murni Jaya tersebut.
Menurut Arief, saat ini modus pencopet lebih mengincar penumpang yang membawa laptop untuk ditukar dengan buku yang tebal. Aksi ini biasanya dilakukan copet saat penumpang pemilik barang tersebut tengah lengah atau tertidur.
Baca juga: Karoseri Memproduksi Bus AKAP Harus Sesuai Ukuran Standar
Terkait mengapa kernet atau sopir bus yang telah menyadari ada copet namun hanya memberitahu lewat kode, Arief mengatakan jika biasanya aksi kejahatan tersebut dilakukan berkomplot.
Oleh karena itu, pihak sebisa mungkin penumpang harus segera waspada terhadap kode-kode yang diberikan oleh sopir atau kernet.
“Hal itu dikarenakan biasanya mereka berkomplotan dan kalau kita langsung tangkap yang ditakutkan bus kita ditandai oleh komplotan mereka seperti dilempar batu di jalan,” kata Arief.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.