Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbanyak SPKLU Bisa Dorong Tren Kendaraan Listrik

Kompas.com - 11/12/2022, 16:42 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com – Ketersediaan infrastruktur hingga saat ini masih menjadi salah satu kendala kendaraan listrik untuk menjadi populer di Indonesia.

Kendati berbagai merek kendaraan terus mempromosikan produk kendaraan listrik, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di tanah air masih belum banyak seperti SPBU.

Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti menilai program pemerintah dengan memperbanyak SPKLU atau charging station untuk kendaraan listrik merupakan langkah tepat untuk menjadi solusi terhadap over supply listrik yang kini tengah dialami Indonesia.

Baca juga: Pentingnya Truk dan Bus Memahami Teknik Berkendara di Jalan Menurun

“Dimana oversupply kita kan udah lebih dari 50 persen jadi penyerapan daripada listrik itu sangat-sangat penting dan salah satu hal yang ingin kita dorong adalah dengan adanya electric vehicle (EV), dan tentu EV ini harus disandingkan dan harus ada berbarengan dengan charging station-nya karena tanpa charging station tidak mungkin bisa andil dalam hal ini,” kata Dyah pada keterangan resmi, (11/12/2022).

Dyah juga mengapresiasi langkah PLN dalam mendorong pemanfaatan energi bersih, salah satunya dengan mendukung terbentuknya ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.

Program transisi energi ini diharapkan dapat menjadi satu upaya dalam menekan emisi karbon yang menyebabkan perubahan iklim. Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan penggunaan energi yang lebih bersih. Sebagai informasi, 9 unit SPKLU tersebut sebelumnya telah digunakan pada KTT G20 di Bali beberapa waktu lalu.

Pegawai Dinas ESDM Jawa Tengah mengisi daya mobil listrik di salah satu Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik umum (SPKLU), Senin (19/9/2022).Pemprov Jateng Pegawai Dinas ESDM Jawa Tengah mengisi daya mobil listrik di salah satu Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik umum (SPKLU), Senin (19/9/2022).

Dyah juga mengatakan jika pihaknya sudah berkomunikasi dengan Kementerian Perindustrian untuk mulai mengembangkan baterai EV sendiri, sehingga tidak perlu melakukan impor.

Dirinya juga optimistis dengan sumber daya yang ada Indonesia sudah bisa memproduksi baterai EV dalam negeri.

Baca juga: Mobil Listrik Bukan Satu-satunya Opsi Kurangi Emisi

“Jadi kemarin kita habis rapat dengan Menteri Perindustrian membahas terutama baterai, bahwasanya kita harus lebih bersaing dalam hal ini karena jangan sampai kita terus menerus impor yang pada dasarnya kita bisa membuat sendiri, jadi ini memang dalam proses untuk kita rancangkan agar Indonesia juga bisa berdaya saing secara ekonomis dan juga secara kompetitif juga harganya,” kata Dyah.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com