JAKARTA, KOMPAS.com – Ketersediaan infrastruktur hingga saat ini masih menjadi salah satu kendala kendaraan listrik untuk menjadi populer di Indonesia.
Kendati berbagai merek kendaraan terus mempromosikan produk kendaraan listrik, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di tanah air masih belum banyak seperti SPBU.
Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti menilai program pemerintah dengan memperbanyak SPKLU atau charging station untuk kendaraan listrik merupakan langkah tepat untuk menjadi solusi terhadap over supply listrik yang kini tengah dialami Indonesia.
Baca juga: Pentingnya Truk dan Bus Memahami Teknik Berkendara di Jalan Menurun
“Dimana oversupply kita kan udah lebih dari 50 persen jadi penyerapan daripada listrik itu sangat-sangat penting dan salah satu hal yang ingin kita dorong adalah dengan adanya electric vehicle (EV), dan tentu EV ini harus disandingkan dan harus ada berbarengan dengan charging station-nya karena tanpa charging station tidak mungkin bisa andil dalam hal ini,” kata Dyah pada keterangan resmi, (11/12/2022).
Dyah juga mengapresiasi langkah PLN dalam mendorong pemanfaatan energi bersih, salah satunya dengan mendukung terbentuknya ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
Program transisi energi ini diharapkan dapat menjadi satu upaya dalam menekan emisi karbon yang menyebabkan perubahan iklim. Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan penggunaan energi yang lebih bersih. Sebagai informasi, 9 unit SPKLU tersebut sebelumnya telah digunakan pada KTT G20 di Bali beberapa waktu lalu.
Dyah juga mengatakan jika pihaknya sudah berkomunikasi dengan Kementerian Perindustrian untuk mulai mengembangkan baterai EV sendiri, sehingga tidak perlu melakukan impor.
Dirinya juga optimistis dengan sumber daya yang ada Indonesia sudah bisa memproduksi baterai EV dalam negeri.
Baca juga: Mobil Listrik Bukan Satu-satunya Opsi Kurangi Emisi
“Jadi kemarin kita habis rapat dengan Menteri Perindustrian membahas terutama baterai, bahwasanya kita harus lebih bersaing dalam hal ini karena jangan sampai kita terus menerus impor yang pada dasarnya kita bisa membuat sendiri, jadi ini memang dalam proses untuk kita rancangkan agar Indonesia juga bisa berdaya saing secara ekonomis dan juga secara kompetitif juga harganya,” kata Dyah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.