Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mercedes-Benz Rencanakan Produksi Mobil Listrik Dalam Negeri

Kompas.com - 11/12/2022, 11:41 WIB
Aprida Mega Nanda,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mercedes-Benz belum lama ini meluncurkan dua mobil listrik pertamanya untuk pasar Indonesia, yakni EQS dan EQE.

Untuk EQS dibanderol mulai Rp 2,984 miliar, sementara EQE dihargai Rp 2,215 miliar. Kedua tersebut berstatus completely build up (CBU) alias langsung dari negara asalnya yakni Jerman.

Banderol tersebut memang terbilang cukup mahal untuk mobil listrik di Indonesia, maka dari itu pihak Mercy berencana untuk memproduksi kendaraan listrik secara lokal agar bisa bersaing dan memiliki harga yang lebih terjangkau.

Baca juga: 5 Jalan di Solo yang Ditutup Sementara Saat Pernikahan Kaesang - Erina

Choi Duk Jun, President Director PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) mengatakan, saat ini pihaknya memiliki rencana untuk mendirikan fasilitas produksi secara lokal di Indonesia.

Mobil listrik Mercedes-Benz EQE dan EQS resmi meluncurKompas.com/ApridaMegaNanda Mobil listrik Mercedes-Benz EQE dan EQS resmi meluncur

Hal ini menyusul komitmen Mercy untuk tidak lagi mengembangkan mobil bermesin bensin (ICE) selepas tahun 2025.

“Kami sekarang sedang bersiap-siap untuk itu dan menantikannya. Selain itu, kami juga telah menyiapkan dana untuk pengembangannya lebih dalam,” ucap Choi Duk Jun, belum lama ini saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat.

Pada kesempatan yang sama, Deputy Director Sales and Marketing PT MBDI Hari Arifianto mengatakan, perakitan mobil listrik Mercy di Indonesia memang sudah direncanakan.

Hari juga mengaku, untuk tahap awal pihaknya bakal memproduksi mobil listrik EQ series secara lokal dengan harga yang lebih murah.

Namun demikian, masih membutuhkan studi lebih lanjut sebelum akhirnya diproduksi di Tanah Air.

Baca juga: Video Tips Mudah Mengukur Lebar Bodi Mobil Saat Lewat Jalan Sempit

“Kita belum bisa umumkan ini, tapi inginnya untuk bisa umumkan secepat mungkin karena setelah melihat respon market. Kita juga masih studi untuk waktunya, karena kan produksi lokal harus ada studi kelayakan, perizinan dan segala macam,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com