Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketepatan Evakuasi Kecelakaan Bus Pariwisata Masih Menjadi PR

Kompas.com - 06/12/2022, 13:12 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan bus pariwisata, terutama di jalanan menurun. Hal tersebut masih menjadi momok yang harus segera diantisipasi agar tidak ada lagi korban nyawa.

Salah satu elemen penting yang dapat menentukan tingkat fatalitas pada suatu kecelakaan adalah bagaimana proses evakuasi tersebut terjadi. Misalkan kecelakaan terjadi tengah malam, di hutan, apakah informasi langsung bisa tersampaikan ke tim penyelamat?

Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Achmad Wildan, mengatakan proses penyampaian informasi terkait kecelakaan harus benar-benar jelas, berapa kira-kira korbannya, terjadi di mana dan lain sebagainya.

Baca juga: Fakta di Balik Kecelakaan Maut Bus Wisata di Magetan, 7 Orang Tewas dan Tak Ada Jejak Rem

“Bila operasional bus-bus pariwisata ini benar-benar terintegrasi dengan baik, maka setiap perjalanan yang melibatkan bus pariwisata ini bisa termonitor, sedang berjalan menuju mana, membawa penumpang berapa, informasi semacam ini penting,” ucap Wildan dalam Forum Kehumasan dan Media Rilis ‘Keselamatan Bus Pariwisata di Indonesia (Studi Kasus Kecelakaan Bus Wisata di Tebing Bego Bantul)’.

Dia mengatakan seharusnya ketika bus mengalami kecelakaan maka sinyal darurat atau sejenisnya bisa langsung terkirim secara otomatis ke pihak-pihak penyelamat seperti rekan medis dan tim lainnya.

“Jangan sampai korban yang perlu dievakuasi berjumlah puluhan, tapi rekan medis hanya menyiapkan satu ambulan karena informasi yang tidak jelas, ini akan menyita waktu, maka dari itu informasi harus jelas sehingga tim penyelamat akan mempersiapkan peralatan dengan cepat dan tepat,” ucap Wildan.

Baca juga: 7 Jenazah Korban Kecelakaan Bus di Magetan Telah Dipulangkan dari RSUD Sayidiman

Dia juga menjelaskan medan terjadinya kecelakaan bus pariwisata biasanya di tempat-tempat terpencil, dan ini juga perlu dipersiapkan oleh tim penyelamat.

Dosen Universitas Negeri Jember Sonya Sulistiyono menyarankan, bahwa dibutuhkan standarisasi GPS yang terintegrasi pada setiap bus pariwisata karena dari beberapa peristiwa kecelakaan bus hanya ada sedikit bus yang dilengkapi GPS yang lengkap, lainnya hanya GPS biasa.

“Jika semua bus pariwisata dibekali GPS yang bagus, terintegrasi dengan baik, maka informasi yang tersampaikan akan lengkap sehingga bisa mempercepat proses evakuasi, diharapkan bisa meminimalisir terjadinya korban jiwa,” ucap Sonya.

Baca juga: Butuh Terminal Transit Bus Pariwisata pada Akses Obyek Wisata

Jadi, kecepatan dan ketepatan ini bisa jadi dipengaruhi oleh kelengkapan GPS yang ada pada setiap bus, sehingga alat tersebut bisa segera dilengkapi agar mengurangi tingkat fatalitas pada kecelakaan bus pariwisata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 25-26 Desember 2024

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 18 Apartemen di Tangsel

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Spanduk "Megawati Ketum Ilegal" Muncul di Tol BORR, PDIP Bogor: Kami Tetap Solid!

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Travel

Australia Peringatkan Warganya untuk Tidak ke Bali, Kenapa?

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Harvey Moeis Menangis: Bapak-bapak di Luar Sana Bersyukurlah kalau Ditelepon Istri…

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Hasto Dikabarkan Jadi Tersangka KPK, Rumahnya di Bekasi Dijaga Satgas Cakra Buana PDI-P

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Travel

China Bangun Bandara Pulau Buatan Terbesar di Dunia

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Bola

PSM Main dengan 12 Pemain, Terancam Sanksi Pengurangan Poin dan Denda

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Pengacara yang Tipu Pegawai Toko Roti Korban Penganiayaan Harus Dihukum Berat

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Travel

WNA Pemilik Tanah 1,1 Hektar di Bali Dilarang Masuk Indonesia

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Usai Gegap Gempita DWP 2024, Muncul Protes Banyak Orang Ditangkap dan Diperas Polisi

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

PDIP: Kami Minta Kaji Ulang Penerapan PPN 12 Persen, Bukan Menyalahkan Prabowo

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Bukan karena Jamu, Siswi SMP yang Tewas di Palembang Diracun Kakak Ipar

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Cairan Kimia Banjiri Jalan di Bandung Barat, Ratusan Kendaraan Rusak

api-1 . POPULAR-INDEX


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jadi Tersangka, Hasto Masih “Ngantor” Seperti Biasa di Kantor DPP PDI-P
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Jadi Tersangka, Hasto Masih “Ngantor” Seperti Biasa di Kantor DPP PDI-P