Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendaraan Listrik Buatan Indonesia Sering Terhenti di Prototipe

Kompas.com - 02/12/2022, 07:22 WIB
Dio Dananjaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Dalam memasuki era elektrifikasi, Indonesia bisa dibilang tidak tertinggal dengan negara lain. Sudah banyak contoh karya mobil listrik maupun motor listrik yang dihasilkan anak bangsa.

Namun sayang, produk buatan dalam negeri itu sering kali tidak berlanjut dijual secara massal. Bahkan mobil listrik dan motor listrik buatan Indonesia sering terlupa begitu saja.

Reini Wirahadikusumah, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), mengatakan, pihaknya berharap agar pemerintah lebih memperhatikan produk kendaraan listrik dalam negeri.

Baca juga: ITS Bikin Mobil Listrik, Daya Jelajahnya sampai 200 Km

Mobil listrik MEvITS garapan kampus ITS, Surabaya, Jawa Timur.Dok. ITS Mobil listrik MEvITS garapan kampus ITS, Surabaya, Jawa Timur.

“Kami memiliki harapan yang sangat besar kepada pemerintah, bagaimana pemerintah dapat memperkuat peranannya. Kami paham, kami menyadari, banyak sekali prioritas-prioritas nasional,” ujar Reini, dalam webinar Strategi Transisi Pengembangan Teknologi Elektrifikasi dan Manajemen Unit In Operation Menuju Net Zero Emission di Indonesia, Kamis (1/12/2022).

“Namun barangkali dapat dipertimbangkan kembali, bahwa dalam upaya kita melakukan hilirisasi produk-produk inovasi sering kali kita terhenti di tahap prototipe,” kata dia.

Menurutnya, pemerintah harus menjadi contoh buat masyarakat dalam penggunaan kendaraan listrik dalam negeri.

Baca juga: Pengusaha Otobus Mulai Menikmati Tol Trans-Sumatera

“Jadi pemerintah adalah pembeli produk-produk, dan pengguna awal dalam jumlah yang memadai. Ada suatu komitmen, sehingga para peneliti, pengembang, dapat berinvestasi dalam hitungan-hitungan yang secara finansial dapat dipertanggungjawabkan,” ucap Reini.

“Sehingga kita semua bermimpi bahwa produk-produk inovasi RI ini menjadi tuan rumah di negara kita sendiri,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau