JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan industri kendaraan bermotor listrik di dalam negeri memperoleh angin segar, usai Indonesia Investment Authority (INA) membuat kesepakatan baru dengan Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL) dan CMB International Corporation Limited (CMBI).
Nota kesepahaman yang ditandatangani terkait Green Fund ini bernilai 2 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau Rp 29,6 triliun dan disahkan di sela-sela konferensi B20 di Bali, Senin (14/11/2022).
Green Fund akan jadi platform khusus untuk menangkap peluang investasi dalam ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang sedang berkembang. Pasalnya Indonesia memiliki posisi strategis untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasok EV global.
Baca juga: Bahlil Ajak Australia Kembangkan Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia
Adapun tersebut nantinya akan difokuskan untuk membangun rantai nilai dari hulu sampai hilir bagi kendaraan listrik sebagai bentuk dukungan keberlanjutan dan komitmen Indonesia mencapai target Net Zero Emission.
"Kekayaan nikel kita adalah modal untuk penembangan supply chain EV battery dari hulu ke hilir," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam keterangannya, Rabu (16/11/2022).
"Sejak Indonesia mengambil kebijakan hilirisasi industri minerba, salah satunya fokus pengembangan industri EV battery, banyak perusahaan internasional yang ingin menjajaki kerjasama dengan Indonesia. Karena itu, keterlibatan dan kepercayaan ini harus kita apresiasi," lanjut dia
Baca juga: KTT G20 Jadi Wadah Promosi Kendaraan Listrik
Selain itu, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersama empat BUMN sektor pertambangan dan energi, yakni Holding Industri Pertambangan-MIND ID, PT Antam Tbk, PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) telah mendirikan PT Industri Baterai Indonesia alias Indonesia Battery Corporation (IBC) pada kuartal pertama tahun 2021.
IBC diamanahkan untuk fokus pada pengelolaan ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik yang terintegrasi dari hulu hingga hilir untuk memaksimalkan potensi sumber daya mineral di Indonesia.
Guna memperkuat ekosistem yang dibangun, IBC dan ANTAM menjalin kolaborasi dengan pemain baterai global melalui penandatanganan Framework Agreement pada tanggal 14 April 2022 untuk inisiatif proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi.
Perkiraan total nilai investasi dari mitra global ini mencapai 15 milliar dollar AS atau setara dengan Rp 215 Triliun.
Baca juga: Jelang Akhir Tahun, Ekspor Mobil dan Komponen Moncer di Oktober 2022
View this post on Instagram
Sejalan dengan upaya transisi energi tersebut, Kementerian BUMN turut mendukung pengembangan EV dalam ranah praktis dengan mendorong percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery electric vehicle) untuk transportasi jalan di lingkungan BUMN.
“Indonesia perlu mendorong percepatan transisi ini. Salah satunya dengan membangun pabrik baterai kendaraan listrik, yang bahan baku utamanya nikel,” ujar Erick.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.