JAKARTA, KOMPAS.com - Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 akan segera berlangsung di Bali, tepatnya pada 15-16 November 2022.
Jajaran Korlantas Polri pun mendirikan Posko K3I guna mengamankan jalur kedatangan delegasi atau tamu VVIP penyelenggaraan KTT G20.
Posko ini telah dilengkapi aplikasi yang akan memantau para delegasi dari mulai tiba di Bali hingga ke venue atau akomodasi.
Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Firman Shantyabudi mengatakan, aplikasi yang digunakan jajaran Korlantas ini memudahkan pergerakan anggota di lapangan.
“Ada beberapa tugas yang dilaksanakan salah satunya mengawal titik-titik keberangkatan dari dan tujuan selama KTT G20,” ucap Firman, dikutip dari NTMC Polri, Senin (14/11/2022).
Baca juga: Polisi Tidak Tilang Pelanggar Ganjil Genap di Bali Selama KTT G20
Aplikasi ini nantinya terhubung dengan kamera yang di lapangan, kendaraan dan anggota. Hal ini bertujuan agar anggota di posko mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan pada waktu dan kondisi tertentu.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan terkait penggunaan aplikasi ini. Di posko terdapat beberapa monitor yang berisi beberapa gambar atau visual pergerakan anggota di lapangan, termasuk jalur yang akan dilewati delegasi.
“Semisal ada warna ungu menggambarkan posisi personel kita di jalan yang melakukan pengaturan lalu lintas. Kita bisa klik nama personel dan nomor telepon,” katanya.
Kemudian ada warna biru muda yang menggambarkan posisi kendaraan berbasis listrik yang hampir sebagian besar dikerahkan mengawal delegasi selama kegiatan di Bali.
Selanjutnya ada warna biru tua yang menggambarkan kendaraan yang menggunakan kendaraan bahan bakar fosil.
“Jadi setiap gerakan kita pantau memastikan mereka pada rute yang sudah ditentukan dan ini membantu kalau terjadi sesuatu kita bisa lapor pada pihak komando untuk memberikan bantuan pada titik mana,” ujar Firman.
Untuk pemantauan jalur, ia pun memberi contoh jika ingin memantau jalanan dari bandara ke hotel. Di aplikasi ini bisa dilihat siapa anggota yang bertugas melakukan pengawalan delegasi dan tugas yang diembannya.
“Kita ambil contoh bahwa ini ada Aipda Made akan bertugas menjadi driver kendaraan roda empat listrik dan dia membawa delegasi dari India. Jadi kita langsung tahu ini delegasi mana dan tahu persis tugas anggota apa,” kata dia.
Jika nantinya dalam pengawalan ada hambatan seperti kemacetan atau angin yang kencang saat melintas jalan tol, maka melalui aplikasi ini bisa menginformasikan kepada anggota yang bertugas di lapangan.
“Apabila ada informasi dari BMKG angin yang melalui tol ini diatas 50 km per jam itu berbahaya bagi kendaraan roda dua dan empat kita akan melaporkan untuk ambil rute alternatif. Anggota dapat memantau dimana dia harus siaga apakah melawati rute utama atau alternatif. Jadi semua komunikasikan dengan rombongan paspampres yang ada di rombongan,” ucap Firman.
Baca juga: Berapa Lama Pengisian Daya Aki Mobil?
Menurutnya, yang terpenting setiap laporan yang masuk adalah real time. Sehingga komando di posko operasi bisa menentukan keputusan dalam melakukan berbagai hal dan mengerahkan anggota. Pada kesempatan ini, ia pun menyampaikan ke masyarakat bahwa keberhasilan operasi ini ada peran serta dari masyarakat.
“Upaya rekayasa sudah dilaksanakan termasuk informasi ke masyarakat pembatasan kendaraan besar yang akan melalui rute yang kita siapkan. Ini sebagai dukungan masyarakat memberikan kelancaran,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.