Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/10/2022, 17:41 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Penyakit mesin mobil pincang atau brebet jadi momok menyebalkan pengendara. 

Biasanya gejala mesin pincang juga diikuti konsumsi bahan bakar minyak (BBM) boros dan tenaga mesin jauh berkurang. 

Mesin mobil modern, sistem pengapian dan kompresi bahan bakar prosesnya di atur electronic control unit (ECU). 

Analisa masalah mesin pincang tak mudah karena bisa menyangkut sejumlah komponen sistem pembakaran. 

Lantas apa yang terjadi? 

Baca juga: Cek Harga Toyota Raize Bekas, Mulai Rp 200 Jutaan

Busi mobilDicky Busi mobil

Sistem pembakaran mesin mobil mengenal koil sebagai alat penghantar listrik sebelum tercipta api di ruang bakar. 

Koil bisa mati sendiri ketika terkena air, biasanya dari proses pencucian mesin mobil yang menggunakan air bertekanan tinggi. 

Seperti diungkap Kepala Bengkel Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto, mesin kendaraan tipe koil on plug secara langsung akan terasa pincang jika salah satu koil mati. 

"Pengapian mesin tidak seimbang, kinerja salah satu silinder mati tidak teraliri listrik. Mesin nyala normal, namun getarannya berlebihan dan tidak stationer," kata Bambang kepada Kompas.com, Kamis (20/10/2022). 

Pembersihan busiKompas.com/Erwin Setiawan Pembersihan busi

Busi mati juga bisa jadi biang kerok mesin mobil pincang. Percikan api yang dihasilkan kecil dan gagal terdistribusi sampai ruang bakar. 

Bambang mengatakan, sebelum mati total, performa busi menurun biasanya diawali tarikan mesin berat dan bahan bakar bertambah boros. 

"Jika sensitif dan peka, gejala busi mati bisa diketahui dari performa mesin yang turun. Bahan bakar jadi boros dan kadang-kadang gejalanya seperti mesin tersendat," ucapnya. 

Mesin juga terasa bergetar saat idle karena distribusi pengapian tidak rata. 

  • Injektor 

Ilustrasi Injektor Kompas.com Ilustrasi Injektor

Injektor bahan bakar menyalurkan aliran bensin sampai masing-masing silinder. Jika salah satu tersumbat, kompresi mesin jadi abnormal. 

Mesin pincang terutama pada rpm rendah karena kekurangan pasokan bahan bakar. 

Kepala Bengkel Nissan Setyabudi Semarang Andika Herda Permana menjelaskan, pembakaran mesin kacau dan salah satu silinder berpotensi kering. 

Kebutuhan bahan bakar tetap tidak terpenuhi, walau ECU menambah pasokan bahan bakar pada silinder yang bekerja normal. 

Baca juga: Efek Samping Mobil Turbo Pakai Oli Mesin Biasa?

"Kebutuhan bahan bakar tidak seimbang, mesin jadi pincang. Pada rpm rendah, pasokan bahan bakar yang minim tidak gagal terkompresi di ruang bakar," ucapnya. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com