SEMARANG, KOMPAS.com - Mobil transmisi matik banyak dipilih pengendara karena dinilai praktis dan nyaman jadi armada operasional harian.
Penggunaannya mudah dan cocok untuk berbagai kalangan usia. Meskipun demikian, banyak yang meragukan durabilitas mobil matik.
Hal tersebut menyangkut usia pakai komponen fast moving dan slow moving. Sejumlah informasi menyebutkan, durabilitas mobil transmisi matik tak sebaik mobil manual.
Bahkan mobil matik dianggap memiliki usia pakai yang tak lama, lantas benarkah demikian?
Baca juga: BMW Siapkan Rp 26 Triliun untuk Produksi Enam Mobil Listrik Baru
Kepala Bengkel Toyota Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto menjelaskan, keawetan dan usia pakai kendaraan faktor penentunya perawatan rutin dan gaya berkendara yang benar.
"Perawatan berkala sesuai jadwal jadi indikator menentukan keawetan komponen kendaraan. Tapi terpenting gaya berkendara seperti apa, asal-asalan baik motor atau mobil juga cepat rusak," kata Bambang kepada Kompas.com, Kamis (20/10/2022).
Khusus transmisi matik, menurut Bambang, kunci perawatan adalah pergantian oli transmisi terjadwal setiap 20.000 kilometer (km).
Bila kualitas oli buruk, bisa membuat kerusakan transmisi matik seperti selip kopling atau gejala perpindahan gigi terlambat. Saat dibiarkan, dampaknya bisa sangat serius.
"Oli yang terkontaminasi kotoran gram besi bahkan air bisa menimbulkan kerusakan fatal. Komponen mekanis girboks harus overhaul total dengan biaya perbaikan mahal," kata dia.
Hermas E Prabowo Pemilik Bengkel Worner Matic mengatakan hal yang sama. Menurutnya, mobil transmisi matik bisa berumur panjang asal pemilik paham aturan perawatan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.