JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan tabrak belakang masih terus terjadi di jalan tol. Ada berbagai hal yang menyebabkan kasus tersebut, seperti gap kecepatan yang terlampau jauh sampai pengemudi yang kelelahan.
Biasanya, kasus tabrak belakang melibatkan truk yang berjalan terlalu lambat dengan mobil penumpang yang terlalu kencang. Selain itu, kebiasaan menyalip dari lajur kiri sebenarnya sangat berisiko tabrak belakang.
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia mengatakan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan pengemudi agar terhindar dari kasus tabrak belakang.
Baca juga: Pengelola Tol Harus Cegah Truk Underspeed, Menghindari Tabrak Belakang
"Hindari mendahului dari sisi kiri sekalipun terlihat kosong," ucap Sony kepada Kompas.com belum lama ini.
Sisi kiri di jalan tol biasanya dipenuhi dengan truk. Selain itu, kendaraan di lajur kiri yang berjalan lambat kerap tidak terlihat dari sudut pandang pengemudi yang mau menyalip, ini yang sangat berbahaya.
Baca juga: Modifikasi Suzuki XL7 Cocok buat Harian, Simpel tapi Ganteng
Kedua, menurut Sony pengemudi harus biasakan kurangi kecepatan atau angkat kaki dari pedal gas sebelum menyusul. Dengan begitu, pengemudi bisa lihat dan mengidentifikasi bahanya.
"Biasakan juga komunikasi lewat klakson atau lampu (high beam), apabila aman, segera menyusul dari sisi kanan," ucap Sony.
Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Centre menambahkan, salah satu penyebab tabrak belakang adalah pandangan pengemudi yang terhalang ke depan. Oleh karena itu, pandangan harus jauh ke depan.
“Bila di depan ada kendaraan yang lebih lambat, maka kita harus segera menyesuaikan kecepatan dan bila memungkinkan dan aman, bisa didahului,” kata dia.
Tips lainnya yang diberikan Marcell agar terhindar dari tabrak belakang yaitu jangan ada distraksi. Distraksi bisa ada berbagai bentuk, mulai dari main HP, diajak ngobrol, mengganti saluran radio dan lainnya.
"Saat terdistraksi, kita bisa kehilangan informasi di depan kita. Walau satu detik, namun di kecepatan tinggi kita sudah bergerak lumayan jauh,” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.