JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mengirit bahan bakar sopir truk kerap menetralkan gigi transmisi saat melewati turunan. Namun perilaku ini salah, sebab selain lebih boros juga dapat merusak transmisi.
Thomas Aquino Wijanarka, Instruktur Training Center PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), mengatakan, menetralkan gigi saat turunan bahkan salah satu penyebab terbanyak transmisi truk rusak.
Baca juga: Tips Meminimalisir Budget Saat Konversi Motor Listrik
"Ketika kita meluncur saat netral itu akan merusak kopling atau transmisi. Kebanyakan rusak transmisi karena itu. Bahan bakar boros dan perawatan boros, kondisi bisa tidak jalan karena namanya turun kopling tidak mungkin hanya setengah hari," kata Thomas saat media driving experience akhir pekan lalu.
Thomas mengatakan, dari studi internal di bengkel-bengkel resmi Isuzu ditemukan beberapa penyebab kerusakan transmisi. Salah satu penyebab ialah cara berkendara sopir yang menetralkan gigi di turunan.
"Jadi transmisi itu diputar dari putaran roda, apa pengaruhnya. Pengaruhnya di pelumasan. Biasanya pelumasan oli itu adanya di input shaft yang digerakkan oleh mesin, itu pompa olinya di situ," kata Thomas.
"Kalau (gigi) dinetralkan input shaft tidak gerak, tidak memompa. Jadi seperti mesin jalan tanpa oli," kata Thomas.
Baca juga: Menyambut Kehadiran Toyota Innova Hybrid Bulan Depan
"Sama kasusnya seperti menderek kendaraan, saat menderek kendaraan pastikan kalau di truk propelen shaft dilepas jangan sampai transmisi diputar oleh roda. Saat derek pastikan yang diangkat ialah roda penggeraknya," ujar dia.
Thomas menekankan, menetralkan gigi saat turunan juga membuat solar boros.
"Ini yang salah diterapkan oleh sopir, ketika turunan merek memilih (gigi) dinetralkan, ketika dinetralkan penyemprotan bahan bakar itu sama seperti kondisi idling, masih nyemprot jadi ketika dinetralkan justru makin boros," kata Thomas
"Dan juga lebih berbahaya karena pengereman hanya mengandalkan rem kaki," ungkap Thomas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.