Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Jarak Pengereman Mobil yang Berubah Saat Musim Hujan

Kompas.com - 10/10/2022, 15:31 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Mengemudi saat musim hujan tak bisa disamakan dalam kondisi normal. Ada beberapa perbedaan yang harus diwaspadari, salah satunya soal jarak pengereman.

Seiring cuaca ekstrem yang melanda sejumlah daerah di Indonesia, kondisi jalan tentu lebih licin. Hal ini harus dicermati selain dari sisi visibilitas yang juga menurun. 

Menjaga batas aman kecepatan juga perlu dilakukan, mengingat karena permukaan jalan yang licin tentu akan membuat jarak pengereman mobil akan berbeda dibanding berkendara dalam kondisi cuaca normal.

Baca juga: Awas, Air Hujan Bisa Sebabkan Tarikan Mesin Mobil Jadi Loyo

Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu mengatakan, saat turun hujan pengemudi dituntut lebih fokus dan konsentrasi mengamati lingkungan sekitar. 

Dalam kondisi tersebut, handling berkendara akan jauh lebih sulit lantaran permukaan jalan licin imbas hujan.

Ilustrasi berkendara saat hujan(Larmoyeux & Bone) Ilustrasi berkendara saat hujan

"Patokannya jarak aman kendaraan, kita pakai rumus perhitungan 3 detik. Jarak pengereman pasti juga jadi panjang. Manuver menghindari obyek berbahaya bisa membahayakan dan berisiko mengalami oversteer," kata Jusri kepada Kompas.com, Senin (10/10/2022). 

Daya cengkram dan traksi ban turun drastis, karena itu risiko aquaplaning saat berkendara pun akan mengalami peningkatan.

Perhitungan jarak aman 3 detik jika dipaparkan,  detik pertama adalah respon pengemudi terhadap manuver kendaraan di depan. 

Kemudian detik kedua jadi momentum deselerasi mekanisme pengereman kendaraan. Rem mengatur ritme kerja supaya target titik berhenti tidak meleset. 

Baca juga: Efek Buruk Paksa Mobil Matik Terabas Banjir

Ilustrasi jarak aman 3 detik(ivanhumphrey.blogspot) Ilustrasi jarak aman 3 detik

Detik ketiga bisa dibilang sisa waktu manuver untuk menghindar dari objek yang berbahaya di depan. 

"Jarak yang semakin jauh, masih ada ruang antisipasi dan manuver menghindari kecelakaan," katanya. 

Sementara itu, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, batas aman kecepatan maksimal harus diperhatikan dalam kondisi hujan. 

Baca juga: Ini Ruas Tol Termahal di Indonesia

Berkendara di musim hujan bisa menjadi tantangan tersendiri, termasuk terjadinya aquaplaning.Chevrolet Indonesia Berkendara di musim hujan bisa menjadi tantangan tersendiri, termasuk terjadinya aquaplaning.

"Jarak pandang ketika hujan deras berkurang signifikan. Traksi ban ke permukaan jalan tidak maksimal dan berbahaya bagi handling dan pengereman," ucap Sony. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau