Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Praktis tapi Bikin Celaka, Ingat Bahayanya Gunakan Jas Hujan Ponco

Kompas.com - 08/10/2022, 07:22 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Hujan deras mulai melanda sejumlah daerah di Indonesia. Khusus pengendara sepeda motor, wajib menyiapkan mantel atau jas hujan sebagai piranti wajib melindungi diri dari terpaan air hujan. 

Tapi perlu diingat, pemilihan jas hujan ada aturannya. Jangan asal membeli, pengendara wajib mempertimbangkan faktor keselamatan selain dari fungsinya. 

Sampai saat ini, banyak pengendara motor yang memilih model jas hujan ponco karena praktis dan mudah digunakan, bahkan satu jas hujan bisa dikenakan berdua. 

Padahal, di balik kepraktisan jas hujan model ponco ada bahaya yang cukup mengancam bagi pengendara motor. 

Baca juga: Mulai Musim Hujan, Perhatikan Batas Aman Motor Terjang Banjir

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia mengatakan, jas hujan ponco tak direkomendasikan untuk berkendara. Modelnya yang mudah di terpa angin dikhawatirkan bisa membahaya pengendara.

Contoh seperti tersangkut perangkat penggerak roda layaknua rantai, gir, atau bahkan kendaraan lainnya. 

"Sebenarnya jas hujan model ponco hanya di desain khusus pejalan kaki. Ujung terluar yang panjang bisa tersangkut rantai atau gir yang menyebabkan pengendara jatuh. Belum risiko tersangkut truk, dan kendaraan barang, bisa sangat fatal," ucap Sony kepada Kompas.com, Jumat (7/10/2022). 

Lantaran lebar, jas hujan ponco gampang sekali terbuka dan ujungnya mudah tertiup angin. Hal tersebut bisa jadi petaka bagi pengendara motor.

Tak hanya itu, menggunakan mantel poco juga membuat stop lamp motor kerap tertutup, yang membuat risiko makin besar karena pengendara di belakang tak bisa mengantisipasi pengereman mendadak. 

Pengendara sepeda motor yang menggunakan jas hujan ponco menutupi lampu rem dan sen.Unoviana Kartika Pengendara sepeda motor yang menggunakan jas hujan ponco menutupi lampu rem dan sen.

"Pengendara belakang jadi kaget dan bisa berujung tabrak belakang. Ketika pengendara akan berbelok atau menyeberang jalan juga bisa jadi dalang penyebab kecelakaan," katanya. 

Agar aman, Sony menyarankan, sebaiknya gunakan jas hujan setelan baju dan celana yang ukurannya sesuai bentuk tubuh. 

Baca juga: Penjualan Mobil di Indonesia Jadi yang Terbesar di ASEAN

Sementara itu, Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu menjelaskan, model jas hujan yang mirip jubah tidak efektif melindungi pengendara.

"Selain berbahaya, pengendara tetap basah kuyup oleh air hujan atau terkena cipratan air dari kendaraan lain. Jubah yang tertiup angin, bagian samping akan langsung terbuka," kata Jusri. 

Warna jas hujan pun, kata Jusri, berhubungan dengan faktor keselamatan, terutama jika digunakan berkendara malam hari. 

Pengendara sepeda motor mengenakan jas hujan saat terjadi hujan di Jalan Katedral, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Minggu (22/12/2019). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan informasi dini cuaca ektrem yang akan melanda sejumlah wilayah di Indonesia pada hari Minggu (22/12/2019), dan Senin (23/12/2019).KOMPAS.com/M LUKMAN PABRIYANTO Pengendara sepeda motor mengenakan jas hujan saat terjadi hujan di Jalan Katedral, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Minggu (22/12/2019). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan informasi dini cuaca ektrem yang akan melanda sejumlah wilayah di Indonesia pada hari Minggu (22/12/2019), dan Senin (23/12/2019).

"Jas hujan berwarna terang seperti oranye, kuning, atau merah lebih mudah terlihat pengemudi lainnya," ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com