JAKARTA, KOMPAS.com - Dewasa ini industri otomotif nasional tengah dihadapkan dengan dua tantangan besar, yaitu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sampai 30 persen dan suku bunga acuan Bank Indonesia yang bergerak hingga 4,25 persen.
Pasalnya, kenaikan harga BBM itu akan membuat biaya berbagai aktivitas naik atau berkurang (volume), seiring penambahan beban pada pengeluaran untuk mengisi bensin.
Sementara kenaikan suku bunga, menyebabkan bunga kredit mengalami lonjakkan. Padahal, hampir 80 persen pembelian kendaraan di Indonesia, khususnya mobil, melalui sistem kredit.
Sehingga, praktis akan membuat rencana pembelian kendaraan terganggu karena beban cicilan makin mahal.
Baca juga: Innova Hybrid Sudah Bisa Dipesan, Ini Pernyataan Toyota Indonesia
Menanggapi hal tersebut, GM Marketing Planning and New Business PT Toyota Astra Motor Lina Agustina mengatakan, Toyota belum merasakan dampak secara signifikan dari kenaikan harga BBM dan suku bunga BI. Tapi apabila sudah menyentuh makro ekonomi, akan jadi persoalan lain.
"Kebutuhan mobil di masyarakat masih cukup tinggi. Jadi dalam short term ini, belum terasa ada dampak secara signifikan," katanya dalam acara Workshop Wartawan Industri di Menara Astra, Jakarta, Rabu (28/9/2022).
Tingginya permintaan mobil bisa terlihat dari penjualan Toyota yang mengalami peningkatan selama periode Agustus 2022 lalu.
TAM mengklaim berhasil mencatatkan distribusi dari pabrik ke diler hingga 30.844 unit. Capaian itu, meningkat 5,2 persen jika dibandingkan satu bulan sebelumnya yang hanya mencapai penjualan 29.326 unit.
Baca juga: Harga Vivo 89 Naik Lagi Jadi Rp 11.600, Berikut Daftar Harga BBM
Namun, Lina menyatakan bahwa dalam jangka panjang, dua sentimen negatif tersebut bisa saja mempengaruhi industri otomotif. Khususnya, ketika makro ekonomi mengalami guncangan.
“Suku bunga dan harga bensin mungkin bisa pengaruhi makro ekonomi. Ini (kendaraan bermotor) salah satu item yang pengaruh. Kalau makro mau nggak mau industri terkena dampak. Jadi menurut saya, dampaknya jangka panjang,” kata dia.
Meski demikian, Lina masih belum bisa mengungkapkan secara rinci pengaruh kenaikan harga BBM dan suku bunga terhadap bisnis Toyota mendatang. Sebab sampai saat ini, ia belum melakukan perhitungan.
"Dampaknya sendiri kita belum bisa hitung karena aturannya belum keluar. Jadi kalau ditanya dampaknya nanti, kita agak susah menghitungnya. Saya harus menunggu aturan yang berkaitan keluar dahulu," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.