Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Beda Bio Solar, Dexlite, dan Pertadex untuk Mesin Diesel

Kompas.com - 06/09/2022, 18:31 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Bahan bakar Solar yang di desain khusus bagi mobil diesel terbagi dalam beberapa jenis untuk pasar Indonesia.

Satuannya dilihat berdasarkan nilai cetane number (CN), makin tinggi angkanya maka kandungan sulfurnya makin rendah.

Jenis mobil diesel commonrail sesuai spesifikasi wajib menggunakan bahan bakar dengan cetane number (CN) 51. Pasalnya, kompresi mesin yang dihasilkan lebih besar, sehingga membutuhkan bahan bakar berkualitas. 

Penggunaan bahan bakar yang tidak cocok konsekuensinya usia pakai komponen bakal lebih singkat. Salah satunya injektor yang tersumbat.

Baca juga: Seberapa Nyaman Jadi Penumpang Hyundai Stargazer?

Kalibrasi injektor tiap silinder yang tidak seimbang berdampak pada pembakaran mesin yang pincang. 

Lantas apa perbedaan mendasar jenis-jenis solar dilihat dari nilai CN? 

Angkutan Kota D08 mengisi bahan bakar minyak (BBM) subsidi Pertalite di SPBU di Depok, Senin (5/9/2022). Organda memastikan adanya kenaikan tarif angkutan umum imbas dari kenaikan BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Angkutan Kota D08 mengisi bahan bakar minyak (BBM) subsidi Pertalite di SPBU di Depok, Senin (5/9/2022). Organda memastikan adanya kenaikan tarif angkutan umum imbas dari kenaikan BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar.

Dosen Konversi Energi Otomotif Universitas Negeri Semarang (Unnes) Widya Aryadi menjelaskan, bahan bakar berkualitas tinggi meningkatkan kinerja ruang bakar mesin. Sehingga, tekanan kompresi mesin seimbang. Dampaknya efisiensi bahan bakar terjaga dan tenaga mesin stabil. 

"Bahan bakar kualitas baik berdampaknya positif terhadap pembakaran mesin. Pembakaran bagus dan komponen utama mesin bisa awet," ucap Widya, kepada Kompas.com, Selasa (6/9/2022). 

Kandungan sulfur yang relatif rendah. Sangat ramah bagi komponen utama pada jalur bahan bakar. Sebab, dengan kotoran dan sulfur yang tinggi pasokan bahan bakar ke injektor berisiko terhambat. 

Baca juga: Cara Irit Mengendarai Mobil Matik di Tengah Kenaikan Harga BBM

Salah satu saja komponen jalur bahan bakar tersumbat kotoran, kalibrasi tekanan injektor masing-masing silinder bisa tidak seimbang. 

Mekanik bengkel resmi Toyota melakukan perawatan berkala. Sesuai jadwal perawatan rekomendasi pabrikan Toyota, pemilik kendaraan wajib mengikuti prosedur servis 6 bulan. Dicky Aditya Wijaya Mekanik bengkel resmi Toyota melakukan perawatan berkala. Sesuai jadwal perawatan rekomendasi pabrikan Toyota, pemilik kendaraan wajib mengikuti prosedur servis 6 bulan.

"Urut, tangki bahan bakar, filter solar, baru injektor. Salah satu komponen itu mampat pasokan bahan bakar yang dibutuhkan mesin terhambat," kata dia. 

Widya melanjutkan, mesin yang terus-menerus menenggak bahan bakar kualitas rendah dampaknya bakal ebih parah.

Bahkan, suku cadang di luar jalur bahan bakar bisa ikut terpengaruh. Komponen exhausted gas recirculation (EGR) berpotensi tersumbat. 

Baca juga: Biar Konsumsi BBM Mobil Makin Irit, Perhatikan 4 Hal Ini

Kotoran dan jelaga sisa pembakaran mesin menumpuk, dampaknya tarikan mesin loyo. 

Filter solar mobil diesel kotorKompas.com Filter solar mobil diesel kotor

"Solar kualitas rendah begitu masuk ke jalur pembuangan knalpot kotoran menumpuk di EGR. Konsekuensinya, untuk membuang jelaga, mesin butuh power lebih," tutup Widya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com